Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Toleransi dari Kaki Gunung Kawi, Warga Beragam Agama Gotong Royong Bangun Masjid

Kompas.com - 20/04/2021, 03:45 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Puluhan warga desa di kaki Gunung Kawi bergotong royong saat peletakan batu pertama di sebuah masjid di Dusun Balerejo, Desa Balerejo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (4/4/2021).

Belasan dari warga yang sedang bergotong royong itu beragama Hindu, Buddha, dan Kristen.

Mereka terlibat dalam pembangunan masjid dengan alasan sederhana, membantu sesama warga yang sedang membangun tempat ibadah.

Mereka bahu-membahu bersama warga muslim di lingkungan Ngembul, Dusun Balerejo sebagai pihak yang memiliki hajat membangun masjid.

"Di sini memang hal biasa. Tidak peduli agamanya apa kami selalu saling membantu sesama warga, membantu tetangga," ujar panitia pembangunan masjid, Harianto, kepada Kompas.com, Minggu (18/4/2021).

Warga muslim Balerejo, menurut Harianto, juga biasa membantu pembangunan tempat ibadah agama lain, seperti pura.

Baca juga: Larang ASN Mudik Lebaran, Bupati Tulungagung: Harus Share Lokasi

"Karena mayoritas warga nonmuslim di sini adalah warga Hindu. Tapi kami tidak melihat agamanya apa, yang kami lihat adalah kita sesama warga Ngembul yang sudah seharusnya saling membantu," ujar Harianto.

Setidaknya sekali dalam sepekan, warga desa memberikan bantuan tenaga membangun masjid yang kelak diberi nama An Nur itu.

Di sekitar lokasi pembangunan masjid juga terdapat sejumlah warga nonmuslim. Bahkan, salah satu dinding masjid berukuran 15 meter persegi itu kelak akan berhimpitan dengan sebuah bangunan padmasari atau pura kecil.

"Ya, masjid ini memang bangunannya mepet dengan pura kecil di halaman rumah Pak Jemari," ujar Harianto.

Di sekitar lokasi pembangunan masjid itu juga terdapat rumah ibadah warga yang beragama Hindu dan Buddha.

Sekitar 200 meter di sisi utara, terdapat sebuah wihara dan sekitar 300 meter di sisi lainnya berdiri sebuah pura.

 

Meski terdapat warga nonmuslim di lingkungan tersebut, izin pendirian masjid tak menemui kendala.

"Syarat persetujuan dari warga sekitar tidak ada masalah," ujar Kepala Desa Balerejo, Setiyoko.

Dan di Desa Balerejo, Masjid An Nur akan menjadi masjid yang keempat.

Masyarakat yang heterogen

Dusun Balerejo adalah satu dari tiga dusun di Desa Balerejo. Dua lainnya adalah Dusun Tlogomulyo dan Dusun Sumberjo.

Desa yang berada di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut itu dihuni sekitar 4.000 jiwa.

Baca juga: Diadang Pemuda Pancasila, Massa yang Tuntut Wabup Rahmad Batal Demo di Rumdin Bupati Blitar

Sekitar 26 persennya memeluk agama selain Islam. Rinciannya, 916 jiwa atau 23 persen beragama Hindu, 70 jiwa atau 2,4 persen beragama Buddha, dan sisa sekitar 1,5 persen beragama Kristen dan Katolik.

Meski plural, sejauh ini masyarakat Desa Balerejo mampu mempertahankan kerukunan dalam kehidupan sosialnya.

Kuatnya ikatan solidaritas hidup bersama sebagai tetangga mampu mengatasi perbedaan identitas agama yang mereka peluk.

Pada saat yang sama, kegiatan keagamaan dapat berlangsung dalam bingkai kerukunan.

"Di desa kami, semua rumah ibadah dari agama yang ada di Indonesia ada, kecuali gereja Katolik dan klenteng," ujar Setiyoko.

 

Gereja Katolik tidak dibangun di Balerejo karena jumlah pemeluk Katolik hanya tercatat enam jiwa. Sedangkan klenteng tidak ada di desa itu karena tidak ada warga yang beragama Konghucu.

Di Desa Balerejo terdapat beberapa pura, dua wihara, satu gereja Kristen, beberapa mushala, tiga masjid, dan kelak akan menjadi empat masjid jika masjid An Nur telah berdiri.

Menurut Setiyoko, di Desa Balerejo tidak terjadi segregasi sosial atas dasar agama. Domisili warga pemeluk Hindu, misalnya, menyebar relatif merata secara geografis.

Hal itu, membuat rumah ibadah dari warga yang berbeda agama berdiri berdampingan.

"Di lingkungan Lok'es, misalnya, ada mushala yang jaraknya hanya beberapa meter dari pura dan berjarak kurang dari 150 meter dari wihara," ujarnya.

Baca juga: Listrik Menyala Setelah 2 Minggu Padam karena Bencana, Sejumlah Warga NTT Pesta Kembang Api

Di dua sekolah tingkat dasar di desa itu, terdapat rumah ibadah bagi umat beragama yang berbeda-beda bagi siswa dan pengajarnya.

Di SDN 1 Balerejo yang terletak sekitar 50 meter dari Balai Desa, terdapat sebuah mushala, sebuah centiya (wihara kecil) dan sebuah padmasari (pura kecil).

"Dalam waktu dekat, di SDN 1 ini juga akan dibangun gereja karena ada sejumlah siswa-siswi dari keluarga yang memeluk Kristen," ujar Setiyoko saat melihat kompleks SDN 1 bersama Kompas.com.

Menurut Setiyoko, tidak membawa isu agama dalam arena pertarungan politik merupakan salah satu kunci terjaganya kerukunan warga di Desa Balerejo.

 

Posisi Balerejo yang berada jauh dari pusat kota, sekitar 35 kilometer dari Kota Blitar. Setiyoko meniai lokasi itu ikut menjadi faktor penentu terjaganya kerukunan umat beragama di desanya.

Setiyoko menunjuk dirinya sendiri sebagai bukti di Balerejo agama tidak dijadikan alat mobilisasi politik.

"Saya memeluk Hindu, tapi Hindu Jawa ya. Sementara mayoritas penduduk Balerejo kan muslim," ujar kepala desa muda yang tahun lalu berhasil mempertahankan kedudukannya untuk periode kedua.

Setiyoko berharap, warga Balerejo tetap bisa memilah urusan spiritual dan politik.

Ia juga berharap, keterpilihannya sebagai kepala desa untuk kedua kalinya lebih didasarkan pada kinerja selama menjabat kepala desa periode sebelumnya.

Baca juga: Eri Cahyadi: Pemudik yang Masuk Surabaya Akan Dipantau RT dan RW Selama 14 Hari

Ia lantas menunjukkan prestasinya membawa Desa Balerejo menjadi pemenang urutan kedua lomba desa di Kabupaten Blitar pada 2019.

"Sebelumnya, desa ini tergolong desa IDT (Inpres Desa Tertinggal)," terangnya merujuk pada istilah bagi desa yang berdasarkan sejumlah indikator kemajuan dianggap tertinggal.

Harianto menambahkan, warga Desa Balerejo dapat menjaga solidaritas sesama karena adanya perekat tradisi masyarakat desa dan nilai-nilai yang dipegang bersama.

Pada kegiatan tahunan bersih desa, misalnya, seluruh warga disatukan oleh ritual ruwatan yang sama tanpa melihat latar belakang agama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com