Jemaah Aboge eksis beberapa tahun di Kabupaten Probolinggo. Meski selalu berbeda dengan pemerintah soal awal puasa dan Lebaran, tidak ada ganjalan berarti.
"Kami menjalani ibadah dan aktivitas sehari-hari seperti biasa dengan orang lain. Tidak ada persoalan," jelas Mariyeh.
Mariyeh menjelaskan, mengenai hitungan kalender yang membuat awal Ramadhan dan Lebaran berbeda dari pemerintah.
Tahun ini (2021 Masehi) bertepatan dengan Tahun Jim Akhir Jumat Wage (Jimatge)= Tahun 2021, yakni 1 Suro 1954 bertepatan dengan Jumat Wage.
Karena awal puasa Ramadhan versi Aboge berpedoman pada pola Dhon-Nem-Ro (Romadhon-6-2) yakni hari ke-6 dan neptu ke-2, yang dihitung dari Jumat Wage.
Baca juga: KKB Masih Berulah, Bupati Puncak: Saya Harap ASN Tetap Berada di Beoga Sampai Kondisi Aman
Sehingga hari-6 jatuh pada Rabu dan neptu ke-2 adalah Kliwon. Maka 1 Romadhan jatuh pada hari Rabu Kliwon (14 April 2021).
Sementara untuk 1 Syawal berpola Wal-Ji-Ro (Syawal-1-2), yakni hari ke-1 dan neptu ke-2, yang dihitung dari Jumat Wage.
Sehingga Idul Fitri, versi Aboge, jatuh pada hari Jumat dan neptu Kliwon, Jumat Kliwon (14 Mei 2021).
Sesuai tahun Jawa yang dipedomani Jemaah Aboge, perhitungan tahun berputar selama kurun delapan tahun (windu), yakni Alif Rabo Wage (Aboge), Ha’ Akad Pon (Hakadpon), Jim Awal Jumat Pon (Jimatpon), Za’ Selasa Pahing (Zasahing), Dal Saptu Legi (Daltugi), Bak Kamis Legi (Bamisgi), Wawu Senin Kliwon (Waninwon), Jim Akhir Jumat Wage (Jimatge),
Urutan Neptu (Tahun Jim Jumat Wage), yakni Wage, Kliwon, Legi, Pahing, Pon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.