MALANG, KOMPAS.com - Warga terdampak gempa di Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, tetap menggelar tradisi megengan atau syukuran menyambut Ramadhan pada Senin (12/4/2021).
Mereka memasak makanan untuk syukuran itu di posko darurat, yakni salah satu tenda yang dibangun di lingkungan tersebut.
Biasanya, mereka memasak di rumahnya masing-masing. Masakan itu langsung dibawa ke masjid atau mushala. Di sana mereka berdoa bersama, sebelum atau sesudah shalat tarawih.
Namun, tahun ini pemandangannya berbeda. Mereka tak bisa memasak di rumah yang rusak karena gempa.
"Biasanya masak-masak di rumah. Karena rumah rusak, jadi masak di sini," kata salah satu warga Desa Majangtengah, Siti Aminah (49), saat ditemui di RT 8 RW 1, Senin (12/4/2021).
Siti bersama warga yang lain memasak makanan seadanya, yakni nasi, mi rebus, dan telur.
Baca juga: Pesan Kadisdik Papua kepada KKB: Guru yang Kalian Bunuh Itu Ingin Menyelamatkan Anak-Anak Kalian...
"Sekarang masak mi rebus, telur untuk acara megengan (tradisi syukuran menyambut Ramadhan) untuk menyambut puasa," katanya.
Anggota Karang Taruna RT 8 RW 1 Desa Majangtengah, Purnawan (33) mengatakan, ada 97 kepala keluarga (KK) di RT tersebut. Rata-rata, rumah di RT itu rusak.
"KK di sini 97, yang rusak (rumahnya) hampir 90 persen. Yang rusak parah antara 22 rumah sampai 25," katanya.
Aktivitas memasak bersama tetap dilakukan warga RT tersebut untuk menyambut Ramadhan tahun ini.
"Menyambut bulan puasa kami selamatan dulu," katanya.
Mushala Busrolatif yang biasa dipakai warga lingkungan tersebut untuk shalat berjemaah juga rusak akibat gempa.
Atap genteng hancur berantakan dan dindingnya pecah. Untuk sementara, warga berencana menunaikan shalat tarawih di masjid utama di desa tersebut.
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang mendirikan tempat pengungsian sementara untuk warga terdampak gempa magnituod 6,1 yang terjadi pada Sabtu (10/4/2021) itu.
Sekretaris PMI Kabupaten Malang Aprilijanto mengatakan, PMI Kabupaten Malang menyiapkan tempat pengungsian sementara di empat titik, yakni Desa Jogo Mulyan, Desa Sumber Tangkil, Desa Majangtengah dan Desa Pamotan.
Baca juga: Jarang Ada Guru yang Mau Berdinas di Daerah Itu, Seharusnya Mereka Melindungi Bukan Membunuh Guru
"Total ada sebanyak 320 warga terdampak gempa Malang yang telah diungsikan," kata Aprilijanto, di Kabupaten Malang, seperti dikutip dari Antara, Senin.
Sebanyak 320 warga Kabupaten Malang tercatat terdampak gempa. Dari jumlah itu, 130 jiwa berada di Desa Jogo Mulyan dan 60 jiwa di Desa Sumber Tangkil.
Lalu, 60 jiwa di Desa Majangtengah dan 70 jiwa di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit.
PMI Kabupaten Malang juga mendirikan dapur umum untuk 515 jiwa di Desa Majangtengah. Saat ini, setidaknya 1.605 bungkus makanan telah disalurkan kepada warga stempat.
Selain itu, PMI juga mendistribusikan 44 terpal dan mendirikan posko lapangan.
Sementara terkait dampak yang dirasakan masyarakat, sebanyak 551 rumah dilaporkan rusak berat, 604 rumah rusak sedang, dan 1.155 rumah rusak ringan.
Sementara untuk data korban, lima orang dilaporkan mengalami luka berat. Mereka terdata sebagai warga di Ampelgading, Lawang, Gondanglegi dan Bantur.
Kemudian delapan orang mengalami luka ringan dan tiga orang meninggal dunia.
Baca juga: UPDATE Gempa Malang: 3.253 Unit Rumah Rusak, 8 Korban Meninggal
Diketahui, gempa terjadi di laut selatan Malang pada Sabtu (10/4/2021) sekitar pukul 14.00 WIB. Gempa itu bermagnitudo 6,7, kemudian diperbarui menjadi 6,1.
Hingga Minggu (11/4/2021) pukul 6.54 WIB, gempa itu diikuti sembilan kali gempa susulan.
Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, merupakan salah satu desa dengan kerusakan paling parah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.