Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Mimika Daud Bunga juga mengecam penembakan terhadap dua guru yang merupakan warga asal Toraja itu.
Daud yang juga tokoh masyarakat Toraja di Mimika mengatakan, guru merupakan profesi mulia. Mereka hadir untuk mendidik anak-anak di pedalaman Papua.
"Tidak semua guru bisa betah bertugas di pedalaman Papua sampai belasan bahkan puluhan tahun," kata Daud.
Daud meminta aparat keamanan memberikan perlindungan maksimal kepada para guru dan petugas pemerintah yang bertugas di pedalaman Papua.
"Mereka semua adalah masyarakat sipil yang hanya mencari nafkah dan menjalankan tugas profesinya sebagai guru. Mengapa mereka mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi," ujarnya.
Baca juga: Bantah Tudingan KKB, Kapolda Papua: Kedua Korban Itu Guru, Mereka di Sana Mencerdaskan Generasi Muda
Situasi keamanan di Beoga mendadak berubah setelah KKB berulah di lokasi tersebut sejak Kamis (8/4/2021).
KKB menembak Oktovianus Rayo yang sedang menjaga kios di rumahnya di Kampung Julugoma pada Kamis, sekitar pukul 09.30 WIT. Oktovianus tewas setelah menderita dua luka tembak di rusuk kanan.
Sedangkan, guru matematika Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beoga, Yonatan Randen, menjadi korban penembakan pada Jumat sore. Ia mengalami luka tembak di bagian dada.
Yonathan sempat dilarikan masyarakat ke Puskesmas Beoga, tetapi nyawanya tak tertolong.
Kedua jenazah dievakuasi ke Mimika pada Sabtu (10/4/2021). Evakuasi akhirnya bisa dilakukan setelah Pemerintah Kabupaten Puncak membayar sejumlah uang tebusan kepada KKB untuk membiarkan pesawat masuk ke Bandara Beoga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.