Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hidup Gajah Mada, Perjuangan, dan Cita-cita

Kompas.com - 05/04/2021, 15:43 WIB
Moh. SyafiĆ­,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Langkah perluasan  wilayah kekuasaan Majapahit pun dimulai.

Hingga Hayam Wuruk naik tahta, Gajah Mada masih memegang jabatannya sebagai patih amangku bhumi.

Wilayah Majapahit pun semakin luas berkat kegigihan Gajah Mada mewujudkan program politik penyatuan nusantara.

Slamet Muljana mengungkapkan, wilayah Majapahit di puncak jayanya melebihi dari mimpi penyatuan nusantara yang diumumkan Gajah Mada, saat diangkat sebagai patih amangku bhumi.

Dalam Negarakertagama pupuh 13 dan 14, tercatat semua daerah Nusantara yang berlindung di bawah kerajaan Majapahit, luas dan jumlah wilayah lebih dari yang diharapkan Gajah Mada.

"Terbukti, nama-nama negara nusantara yang tercatat dalam pupuh tersebut jauh lebih banyak daripada yang dinyatakan dalam sumpah Nusantara," ungkap Slamet Muljana.

Di masa Hayam Wuruk, Majapahit mencapai puncak kejayaan. Gajah Mada yang diangkat sebagai patih amangku bhumi sejak masa Prabu Tribhuwana Tunggadewi menjadi sosok penting di belakangnya.

Dalam buku "Jayaning Majapahit: Kisah Para Kesatria Penjaga Samudra" karya Agus S Soerono (2014), Gajah Mada sudah diusulkan menjadi patih amangku bhumi sejak awal Tribhuwana naik tahta.

Saran itu disampaikan Aria Tadah, patih amangku bhumi sebelum Gajah Mada. Namun, karena merasa belum pantas, Gajah Mada saat itu tidak mau menerimanya.

Setelah beberapa tahun mengabdi dan kondisi Majapahit relatif lebih tenang, Gajah Mada kembali menerima permintaan dari penguasa Majapahit untuk menjadi patih amangku bhumi.

Kali ini, Gajah Mada menyatakan kesediaannya untuk menjadi patih amangku bhumi, menggantikan Aria Tadah.

Beberapa hari menjelang pengukuhan dirinya, Gajah Mada melakukan perenungan, terkait apa yang akan dilakukan saat menjadi pejabat penting setelah raja.

Dari hasil perenungannya, Gajah Mada kemudian mengambil sumpah untuk mempersatukan Nusantara di bawah Panji Kerajaan Majapahit.

Jejak arkeologis peninggalan Kerajaan Majapahit banyak dijumpai di daerah Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Menurut Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, berbagai benda purbakala yang banyak ditemukan di kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, membuktikan keberadaan dan eksistensi Kerajaan Majapahit di masa lampau.

Majapahit bukan sekedar mitos ataupun dongeng. Jejak arkeologis membuktikan bahwa Majapahit pernah ada di wilayah Nusantara, tumbuh sebagai negara besar dan maju, serta mampu membangun peradaban.

"Berdasarkan bukti arkeologis, Majapahit memang ada, bahkan bukan sekedar pernah ada. Majapahit merupakan negara besar dan memiliki peradaban maju," kata Wicaksono kepada Kompas.com.

Berbagai catatan sejarah mengungkapkan, Kerajaan Majapahit berdiri pada akhir akhir abad ke-13, memasuki puncak kejayaan pada abad ke-14, dan diperkirakan runtuh pada abad ke-16.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com