Pasalnya, aktivitas eksploitasi alam tersebut jika dibiarkan terus menerus dapat merusak lingkungan.
Pakar lingkungan dari Universitas Pattimura Ambon, Prof Agustinus Kastanya mengatakan, dampak yang bisa ditimbulkan akibat penggalian lubang untuk penambagan itu antara lain kenaikan muka laut.
"Tentu dampak penggalian di Tamilow itu mau dan tidak mau akan terjadi kenaikan muka laut air laut naik ada abrasi, serta kerusakan," ungkap Agustinus, Kamis (1/4/2021).
Oleh karena itu, pemerintah harus segera turun tangan dan menghentikan aktivitas tersebut.
Baca juga: Ahli Beberkan Ancaman Marabahaya di Balik Fenomena Pencarian Emas di Pantai Maluku Tengah, Apa Itu?
Klaster baru penyebaran Covid-19 muncul di Kabupaten Sleman.
Hal itu terungkap setelah salah seorang pegawai restoran yang ada Tlogoadi tersebut dinyatakan positif terpapar Covid-19 setelah melakukan rapid test antigen.
Setelah dilakukan tracing dan tes swab, 16 orang dari 24 pegawai di restoran tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Karena tidak bergejala, mereka saat ini sudah diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
Terkait dengan kasus itu, restoran tersebut kini telah ditutup sementara untuk dilakukan sterilisasi.
Baca juga: Berawal dari 1 Pegawai Restoran Tidak Enak Badan, Terbongkar 17 Orang Positif Covid-19
Pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan berakhirnya membuat pelaku sektor pariwisata dan seni kalang kabut.
Pasalnya, mereka nyaris tidak memiliki pendapatan sebagai dampak dari adanya pembatasan aktivitas masyarakat.
Menyikapi hal itu, Direktur Saung Angklung Udjo (SAU) Taufik Hidayat meminta pihak perbankan memberikan keringanan.
"Saya berharap BI dan bapak-bapak di sini bisa membantu. Saya juga meminta tolong, jangan ada debt collector ke sini," ucap Taufik.
Baca juga: Sulit Bayar Utang karena Pandemi, Saung Angklung Udjo: Tolong, Jangan Ada Debt Collector ke Sini