Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nekat Mudik Lebaran di Kota Madiun Terancam Diisolasi di Penjara Angker Peninggalan Belanda

Kompas.com - 30/03/2021, 18:13 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Madiun mewacanakan memakai tempat isolasi khusus bagi perantau yang nekat mudik di Kota Pecel saat Lebaran.

Bagi warga yang nekat mudik ke Kota Madiun akan diisolasi di penjara angker peninggalan Belanda.

“Saya masih koordinasi Pak Danrem, bila perlu tempat angker (penjara peninggalan Belanda) itu saya gunakan. Lokasinya di bekas rumah tahanan militer,” kata Wali Kota Madiun, Maidi kepada Kompas.com, Selasa (30/3/2021).

Maidi menyebut, rumah tahanan militer yang berada dibelakang kompleks Gereja Katolik Santo Cornelius Kota Madiun merupakan bekas penjara peninggalan Belanda.

“Di rumah tahanan militer itu ada ruang bekas penjara (peninggalan penjajah Belanda),” ujar Maidi.

Baca juga: Resmi Diterapkan, Ini 4 Lokasi Kamera Tilang Elektronik di Kota Madiun

Untuk diketahui, rumah tahanan militer di Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, merupakan aset Kodam V Brawijaya.

Penjara itu dibangun penjajah Belanda tahun 1818. Rumah tahanan itu dahulunya merupakan penjara bagi tahanan sipil yang dianggap memberontak pemerintahan.

Setelah Indonesa merdeka, rumah tahanan itu masih digunakan untuk tawanan kasus-kasus politik. Salah satu tokoh nasional yang sempat menghuni di RTM itu adalah Sutan Syahrir.

Pantauan di lokasi RTM nampak lengang. Pintu masuk ke lokasi bekas penjara itu tertutup rapat.

Tidak ada satupun penghuni yang tinggal di rumah tahanan peninggalan penjajah tersebut.

 

Bagi Maidi, isolasi di bekas rumah tahanan yang angker menjadi pilihan tepat untuk warga yang nekat mudik Lebaran di masa pandemi.

“Itu merupakan bekas penjara militer. Siapa yang berani masuk ke situ,” kata Maidi.

Menurutnya, bila warga yang nekat mudik diisolasi di hotel akan merasa keenakan.

Untuk itulah ia berinisiatif menggunakan penjara peninggalan penjajah Belanda yang terkenal angker sebagai tempat isolasi pemudik Lebaran.

Kebijakan itu, kata Maidi, sebagai bentuk dukungan Pemkot Madiun terhadap keputusan pemerintah yang sudah mengeluarkan larangan warga mudik di saat Lebaran nanti.

Baca juga: Tanam 10.000 Akar Wangi di Lereng Gunung Wilis, Bupati Madiun: Untuk Menghindari Longsor

“Karena ini instruksi pusat maka Pemkot Madiun dan forpimda mengikuti semuanya. Tetapi, kalau ada yang memaksa maka kami siapkan tempat isolasi. Artinya kalau dia datang ke Kota Madiun dan melanggar mohon maaf kami isolasi,” ujar Maidi.

Selain bekas penjara peninggalan penjajah Belanda, Pemkot Madiun juga menyiapkan tempat isolasi lain bagi warga yang nekat mudik di asrama haji dan Stadion Wilis.

Mantan Sekda Kota Madiun itu mengimbau warga Kota Madiun yang merantau di luar daerah tidak mudik. Warga diperbolehkan mudik manakala pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com