Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Suryana, TKW yang Dipaksa Bersihkan Rumah 4 Lantai meski Sakit, Sembunyi di Kolong Meja untuk Hubungi Keluarga

Kompas.com - 28/03/2021, 08:10 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Suryana Haryanti (33), tenaga kerja wanita (TKW) asal Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, menceritakan kisah pilunya melalui media sosial.

Bekerja di Bahrain, Suryana mengaku disiksa oleh majikan. Dirinya kini dalam kondisi sakit-sakitan.

Keluarga di Indonesia pun kesulitan untuk menghubungi Suryana karena diduga majikannya membatasi komunikasi TKW tersebut.

Baca juga: Menderita Disiksa Majikan di Bahrain, TKW Curhat di Facebook, Minta Tolong Dipulangkan ke Tanah Air

Telepon sembunyi di kolong meja

Ilustrasi handphone.Shanghaiist Ilustrasi handphone.
Kakak Suryana, Suryani mengaku sempat menerima telepon dari adiknya.

Adiknya menggunakan fitur video call namun harus bersembunyi di kolong meja agar tidak diketahui majikan.

Suryana mengeluhkan kondisi perut bekas operasi sesarnya sakit karena dipaksa bekerja.

"Dia menelepon video call, sembunyi di kolong meja, alasannya takut ketahuan sama majikan. Dia bilang sembunyi di bawah meja, dia minta tolong katanya sesarnya sakit sekali, dia sudah sampaikan sama majikan, tapi tidak dihiraukan," kata Suryani.

Baca juga: Kisah WNA Belgia Jualan Ayam Panggang, Sulap Tempat Tak Terawat, Gunakan Resep Turun-temurun Belgia

 

Ilustrasi tanda tanyaThinkstock Ilustrasi tanda tanya
Ponsel tak aktif lagi

Kakak Suryana yang lain, Sumarni, mengatakan sempat menghubungi adiknya pada Kamis lalu, namun ponselnya tidak aktif.

"Dari tadi pagi kita coba hubungi tapi sudah tidak aktif lagi. Padahal kemarin masih aktif. Mau saya tolong kasihan supaya bisa kembali," ujarnya.

Dalam pembicaraan sebelumnya, Suryana meminta tolong agar ada pihak yang bisa memulangkannya.

"Dia bilang minta tolong daripada meninggal di sini. Biar tidak kuat kerja dipaksa juga kerja oleh majikan,” kata Sumarni mengutip percakapannya dengan Suryana.

Meski demikian, pihak keluarga mengaku belum mengetahui kekerasan apa saja yang diterima Suryana dari majikannya.

Baca juga: Kisah Kampung Pitu, Hanya Dihuni 7 Keluarga sejak Dulu hingga Pantang Gelar Pertunjukan Wayang Kulit

Bermula dari unggahan viral

Ilustrasi viralShutterstock Ilustrasi viral
Kondisi Suryana tersebut diketahui setelah dia mengunggah cerita kondisinya di Bahrain lewat akun Facebook miliknya, Nasyfa Syakila Anha Irenk hingga akhirnya viral.

Suryana bercerita dirinya diminta membersihkan rumah empat lantai setiap hari meskipun sedang sakit.

"Tolong saya, saya di sini menderita mau ka pulang. Saya seorang TKW, tolong siapa pun yang melihat postingan saya kumohon hubungi keluarga saya sebelum saya mati di sini di Bahrain. Tolong, tolong, tolong saya. Mungkin ini status terakhir saya, tolong," tulis Suryana di akun Facebook tersebut.

Baru sebulan bekerja di Bahrain, Suryana mengeluh sakit, namun keluhannya tidak digubris sang majikan.

"Saya sakit tapi masih disiksa kerja sampai saya tak berdaya, sampai saya sesak napas dan hampir kehilangan nyawa karena sesak napas tapi mereka semua melihat-lihatku saja dan malah melewati saya sambil (dengan) muka marah dan cuek. Saya sambil minta tolong sama mereka semua tapi malah dia lihat-lihati (menatap) saya saja sambil melewati saya dengan muka sinis," katanya.

Baca juga: Sederet Fakta Polisi Salah Gerebek Kamar Kolonel TNI, Pelanggaran Prosedur hingga Pastikan Tak Rusak Hubungan TNI-Polri

Ilustrasi TKIKOMPAS.com/ERICSSEN Ilustrasi TKI

Bekerja demi nasib yang lebih baik

Suryana yang mulai bekerja sejak Februari 2021 lalu mengaku ingin memperbaiki nasib keluarganya.

Dia juga mendapatkan izin suami untuk berangkat ke Bahrain.

Namun di sana, kondisi rahimnya yang sempat menjalani operasi sesar mengalami sakit.

"Tolong saya, saya tidak punya jaringan karena WiFi-nya dimatikan supaya saya tidak bisa menelepon keluarga saya, tapi saya tetap menulis status berharap ada keajaiban Tuhan yang bisa mengirim status saya ini. Tolong siapa pun yang melihat postingan saya hubungi keluarga saya dan polisi, karena kalau tidak saya bisa mati di tangan mereka yang tidak punya hati dan belas kasihan," harapnya lagi.

Baca juga: Sederet Fakta Temuan Butiran Emas di Pesisir Pantai, Penjelasan Ahli hingga Peringatan Bupati pada Warga

Pemprov duga Suryana TKW ilegal

Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Barat menduga Suryana berangkat ke Bahrain secara ilegal alias tidak melalui perusahaan jasa tenaga kerja yang menjadi mitra pemerintah.

Pemprov pun telah mendatangi rumah keluarga Suryana untuk memastikan data-data tentang Suryana.

"Kedatangan kami untuk mencari tahu data-data tentang Suryana, terutama siapa yang memberangkatkan ke Bahrain, tentu akan kami tindak lanjuti sesuai dengan prosedur yang ada,” jelas Kepala Dinas Tenaga Kerja Sulawesi Barat Bahtiar.

Suryana diduga TKW ilegal karena datanya tidak ditemukan di Disnaker Polman maupun Disnaker Sulbar.

Namun Bahtiar berjanji akan membantu keluarga jika Suryana memang benar-benar manjadi korban kekerasan.

Dia pun meminta keluarga melaporkan perusahaan yang memberangkatkan Suryana ke Bahrain.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Polewali, Junaedi | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com