Ketua Perhimpunan Ahli Gizi dan Pangan Indonesia, Profesor Hardinsyah, mengatakan program seperti Mozi Masagi membantu mengintervensi supaya kondisinya tidak menjadi kronis.
"Yang seketika itu yang dijaga dulu, kalau sudah terjaga, enggak akan jadi kronis," ujarnya.
Baca juga: Sejarah Desa Wisata Sindangkasih Garut, Dulu Lahan Penuh Alang-alang
Pandemi virus corona telah berdampak pada penghasilan banyak keluarga. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah warga miskin di Indonesia bertambah lebih dari 2,7 juta jiwa akibat pandemi.
Para ahli gizi telah memperingatkan bahwa situasi ini membuat anak-anak menjadi rentan, karena keluarga jadi kesulitan mengakses makanan bergizi.
Terganggunya layanan Posyandu juga membuat deteksi masalah gizi menjadi tidak optimal.
Akibatnya, diperkirakan angka stunting di Indonesia yang sempat turun dalam dua tahun terakhir akan naik lagi.
Baca juga: 10 Kegiatan Seru di Desa Wisata Sindangkasih Garut, Bisa Jelajah Desa
Namun pemerintah Indonesia tetap berkomitmen menurunkan kasus stunting, yang dianggap berpotensi menyia-nyiakan "bonus demografi", hingga 14% pada 2024.
Menurut Hendro Utomo, pendiri Food Bank of Indonesia (FOI) yang juga melaksanakan program intervensi gizi bernama Sayap dari Ibu, pandemi mengungkap kerapuhan dalam sistem pangan selama ini, di mana akses pangan terkait erat dengan pasar atau kemampuan membeli.
Dalam pengamatan di lapangan, kata Hendro, FOI menemukan beberapa keluarga yang meskipun memiliki sumber makanan yang baik, anak-anaknya tidak diberikan makanan terbaik.
Baca juga: Kronologi Munculnya Klaster Senam Tasikmalaya, Berawal Acara Ultah Klub di Papandayan Garut
Oleh karena itu, selain memperbaiki akses pada pangan bergizi, edukasi juga penting, kata Hendro.
Melalui program Sayap dari Ibu, FOI berusaha memengaruhi para ibu dan para kader untuk kembali ke sumber makanan lokal.
Baca juga: Ramai Disebut Korban Penculikan, Siswi SMA Garut Pergi dengan Pacar, Orangtua Lapor Polisi
Adapun Koordinator Mozi Masagi, Ernawati, berharap inovasi ini dapat berkembang ke seluruh pelosok Kabupaten Garut dan daerah-daerah lain di Indonesia.
"Bisa terus berkembang dan menjadi kebijakan pemerintah, untuk pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.