Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Garut, Melawan Ancaman Stunting dengan Daun Kelor dan Motor

Kompas.com - 27/03/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

"Yang status gizinya tadinya baik akan berubah menjadi buruk karena dampak ekonomi yang dirasakan keluarganya.... Untuk makan saja susah, apalagi untuk makanan bergizi."

Dimulai pada penghujung Februari, program Mozi Masagi terdiri dari dua fase dalam periode 28 hari.

Dalam dua minggu pertama, anak balita di keluarga rentan mendapat makanan siap makan untuk meningkatkan status gizi mereka, yang dimasak oleh para kader kesehatan.

Menu makanannya berganti setiap hari, namun ada satu bahan yang selalu ada: daun kelor.

Baca juga: Penanganan Stunting yang Salah Bisa Sebabkan Anak Obesitas

Tanaman dengan nama latin Moringa oleifera itu dipilih karena merupakan bahan makanan lokal yang murah, terjangkau, dan bernilai gizi tinggi.

Daunnya kaya akan mineral, vitamin, dan zat-zat lain yang bermanfaat.

"Menunya itu ada sop daun kelor, nugget tahu, orak-arik telur... pokoknya yang sangat mudah dan terjangkau," kata Erna.

Kemudian selama dua minggu berikutnya, para orang tua diberi pelatihan cara mengolah makanan sendiri sambil didampingi oleh para kader.

Baca juga: Wapres Ingatkan Pentingnya Pengetahuan Cegah Stunting akibat Perkawinan Usia Dini

Dirasakan manfaatnya

Ada 25 keluarga di 14 RW yang menerima manfaat Mozi Masagi. Keluarga-keluarga ini dikategorikan sebagai yang paling rentan berdasarkan pendataan terbaru di Posyandu.

Riska menjadi salah satu orang tua di Kelurahan Ciwalen yang menantikan kedatangan Mozi Masagi setiap hari.

"Programnya bagus banget, Alhamdulillah. Menunya bervariasi, sangat bergizi," ungkapnya kepada BBC News Indonesia.

Riska, yang suaminya bekerja sebagai supir angkot, mengaku "kadang-kadang kesulitan ngasih makan anak" sejak penghasilan suaminya terdampak oleh pandemi.

Baca juga: Bawa Kabur Kekasihnya, Kisah Cinta Pemuda Garut Berakhir di Kantor Polisi

Menurut ibu rumah tangga berusia 20 tahun itu, manfaat Mozi Masagi sudah bisa dia rasakan sejak minggu pertama.

"Dari satu minggu itu [berat badan] anak saya naik empat ons. Sebelumnya susah banget, sudah hampir tiga bulan enggak naik-naik," ujarnya.

Berat badan anak yang tidak naik selama dua bulan berturut-turut adalah salah satu indikasi kekurangan gizi, yang jika berlanjut akan mengakibatkan stunting.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com