Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Timbul Masalah Sosial dan Lingkungan, Warga Tamilow Tolak Orang Luar Mencari Emas di Daerahnya

Kompas.com - 25/03/2021, 16:43 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Warga di Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, dihebohkan dengan penemuan emas di pesisir pantai Pohon Batu.

Kabar tersebut kemudian cepat menyebar dan membuat warga berbondong-bondong mendatangi lokasi tersebut untuk mendulang emas.

Untuk menghindari konflik sosial dan kerusakan lingkungan yang muncul akibat penemuan emas tersebut, seluruh warga desa bersepakat untuk menolak orang luar ikut menambang emas di daerahnya.

"Kami menolak kedatangan orang dari luar ke sini, apalagi tujuannya untuk mencari emas," kata Rais Pawae, warga Desa Tamilow kepada Kompas.com via telepom seluler, Rabu (24/3/2021).

Baca juga: Tak Ingin Temuan Emas di Tamilow Seperti Gunung Botak, Warga Tolak Kunjungan Orang Luar

Berkaca dari Gunung Botak

Rais mengatakan, kasus yang terjadi di tembang emas Gunung Botak, Kabupaten Buru, sebelumnya membuat warga merasa prihatin.

Sebab, penemuan emas yang berada di lokasi tersebut bukannya membawa berkah bagi masyarakat sekitar justru malapetaka.

Bagaimana tidak, karena banyaknya orang yang ingin berburu emas di wilayah itu justru memicu terjadinya konflik sosial dan kerusakan lingkungan.

"Saya kasih contoh di (tambang emas) Gunung Botak di Kabupaten Buru itu, karena orang dari mana-mana datang konflik sosial terjadi, mereka bawa bahan kimia, dan coba lihat sekarang di sana rusak semua," kata dia.

Baca juga: 3 Orang Tewas Dihujani Anak Panah Saat Masuk Hutan, Pelaku Diduga Suku Pedalaman

Senada juga disampaikan warga lainnya, Irfan Pawae. Menurutnya, pelarangan warga luar untuk ikut menambang emas karena kasus yang terjadi di Gunung Botak tidak ingin terulang.

Oleh karena itu, pelarangan terhadap orang luar itu dianggap solusi yang tepat.

"Itu solusinya, karena kalau banyak yang datang itu rawan sekali. Dan saya berharap perusahan juga tidak boleh masuk untuk mengelola ini, karena ujung-ujungnya juga kita di sini yang susah," ungkap dia.

Bupati sepakat

Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua sepakat dengan adanya aturan tersebut.

Sebab, jika temuan emas yang ada di pantai itu justru menjadi jarahan semua orang dari luar akan dikhawatirkan dapat merusak lingkungan dan menimbulkan petaka.

"Ya bisa seperti di Gunung Botak, makanya semuanya harus diatur dengan baik jangan sampai tiba-tiba orang dari mana-mana sudah datang ke sana (Tamilow) itu kan bahaya," kata Abua, kepada Kompas.com via telepon seluler.

Baca juga: Video Viral Ibu dan Anak Diusir Sekuriti Hotel Saat Bermain di Pantai, Ini Fakta Lengkapnya

Warga setempat yang menambang emas juga diminta tetap menjaga lingkungan pantai di tempat tersebut dengan baik.

Ia berharap, penemuan emas di pantai tersebut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Penulis : Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor : Robertus Belarminus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com