Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Semangat Ikuti Belajar Tatap Muka, Akhirnya Bertemu Teman Kelas Setelah Setahun Masuk SMP

Kompas.com - 23/03/2021, 16:57 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Mayoritas pelajar kelas VII sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Blitar bersemangat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) yang dimulai sejak Senin (22/3/2021).

Beberapa siswa dan siswi yang ditemui Kompas.com menyatakan, belajar langsung di kelas merupakan hal yang mereka impikan sejak hampir setahun lalu.

Sejak mendaftarkan diri ke sekolah, mereka belum pernah merasakan belajar di kelas karena pandemi Covid-19.

"Senang banget, semangat banget. Lulus SD kan bangga jadi anak SMP, tapi belum pernah berseragam SMP dan pergi ke sekolah," ujar Chelsea, siswi SMPN-1 Kota Blitar, Selasa (23/3/2021).

Chelsea senang karena akhirnya bisa berkenalan dengan siswa-siswi lain sesama kelas VII.

Selain itu, belajar langsung di kelas bersama guru membuat dirinya lebih mudah memahami pelajaran.

"Kalau online bingung mau nanya siapa kalau kita enggak ngerti. Mau tanya orangtua mereka kadang malas karena capek," ujarnya.

Menurutnya, pada hari pertama masuk sekolah, Chelsea mendapat tiga mata pelajaran.

Baca juga: Penjelasan Ahli Geologi soal Emas yang Muncul di Pantai Maluku Tengah: Diduga Berasal dari Hulu

Hari ini, Selasa, dia juga mendapat tiga mata pelajaran dan kelas selesai pukul 10.00 WIB.

"Masuk jam tujuh pagi, jam 10 sudah selesai kelasnya," ujarnya.

Chelsea berharap, belajar tatap muka bisa terus dilakukan.

Siswa SMPN 1 Kota Blitar lainnya, Rehan juga tak jauh berbeda dengan Chelsea. Rehan semangat bertemu dengan teman-teman baru.

"Bisa ketemu dan kenalan langsung dengan teman-teman baru," ujarnya.

Pengalamannya ke sekolah, ujar Rehan, hanya ketika mengambil lembar kerja siswa (LKS).

 

Rehan juga mengaku lebih mudah memahami materi pelajaran melalaui pembelajaran langsung di kelas dengan bimbingan para guru.

Menurut Rehan, teman satu kelasnya berjumlah 14 orang termasuk dirinya. Antara satu dengan yang lain, ujarnya, duduk di kelas dengan jarak minimal satu bangku.

Rehan mengatakan, terdapat satu teman sekelasnya yang tidak mengikuti PTM karena tidak diizinkan orangtua.

Sementara itu, siswa SMPN 7 Kota Blitar, Yudha mengatakan, lebih menyukai belajar langsung di kelas karena lebih mudah memahami pelajaran.

Di SMPN 7, ujarnya, seluruh siswa-siswi kelas VII dibagi menjadi dua kelompok di mana dirinya masuk kelompok pertama.

Baca juga: Mulai Diterapkan April, Ini Sejumlah Lokasi Kamera Tilang Elektronik di Kota Blitar...

"Saya kelompok pertama, masuk selama satu minggu ini. Kelompok kedua masuk minggu depan," ujarnya.

Sebagian kecil memilih belajar daring

Meski uji coba PTM telah dimulai, sejumlah pelajar mengaku lebih menyukai belajar secara online.

Erlangga contohnya, siswa SMPN 1 Kota Blitar itu lebih suka belajar secara daring dari rumah.

Namun, orangtua Erlangga memintanya ke sekolah.

"Kalau saya lebih suka belajar online. Habis belajar bisa langsung main game," ujarnya.

Menurut Erlangga, belajar secara daring dari rumah juga membuat dirinya mudah makan dan minum.

 

Didukung lebih dari 90 persen orangtua

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Samsul Hadi mengatakan, pelaksanaan PTM terbatas dan bertahap sejak Senin (22/3/2021) di Kota Blitar mendapatkan dukungan dari hampir seluruh orang tua dan stakeholder.

Samsul mengatakan, melalui jajak pendapat yang diselenggarakan oleh masing-masing sekolah di jenjang TK, SD dan SMP di Kota Blitar, setidaknya 98 persen orangtua murid mendukung pelaksanaan PTM.

"Ada yang awalnya tidak mendukung karena takut terkait penularan Covid-19, tapi setelah berkunjung ke sekolah dan mendapatkan penjelasan dari pihak sekolah, mereka menyetujui," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa.

Samsul menegaskan, pelaksanaan PTM terbatas dan bertahap di Kota Blitar berawal dari permintaan orangtua murid.

"Kemudian pihak DPRD juga melakukan kunjungan beberapa sekolah, bertemu guru dan orangtua murid. Kesimpulannya ya harus segera dilaksanakan PTM," ujarnya.

Samsul menjelaskan, PTM yang dilaksanakan di Kota Blitar untuk jenjang TK, SD, dan SMP, disebut dengan PTM Terbatas dan Bertahap.

Baca juga: Polisi Ini Tersentuh Setelah Dengar Cerita Remaja yang Mencuri di Kafenya, Diberi Ponsel dan Makanan

"Terbatas, karena meski hampir semua sekolah sebenarnya sudah siap menyelenggarakan PTM tapi kurang dari setengahnya saja yang ikut PTM," ujarnya.

Samsul menjelaskan, kesiapan itu seperti sarana pendukung agar protokol kesehatan tetap diterapkan ketat di sekolah.

Sifat terbatas, lanjutnya, juga pada keikutsertaan siswa-siswi, yaitu hanya siswa-siswi kelas VII SMP dan siswa-siswi kelas I dan IV SD.

Terpisah, Wali Kota Blitar Santoso mengatakan penyelenggaraan PTM bersifat bertahap karena belum digelar di seluruh jenjang pendidikan. Nantinya, belajar tatap muka akan digelar di seluruh sekolah.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Blitar memulai penyelenggaraan PTM untuk jenjang pendidikan TK, SD dan SMP mulai Senin (22/3/2021).

Dari sekitar 162 sekolah jenjang tersebut yang ada di Kota Blitar, 58 sekolah mengikuti program PTM Terbatas dan Bertahap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com