PONTIANAK, KOMPAS.com-Suatu hari di pertangahan September 2018, gawai Theo Bernadhi (29) berdering kencang.
Di ujung telepon, adalah salah seorang kerabatnya di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), yang mengabarkan, kakaknya kritis dan tengah dirawat intensif di rumah sakit.
Saat itu juga, Theo bergegas. Theo yang sejak 2014 merantau di Kabupaten Ketapang, segera mempersiapkan kepulangannya ke Kota Pontianak.
Setibanya di rumah sakit, di depan ruang intensive care unit (ICU), Theo menghentikan kakinya sejenak.
Perlahan dia membuka pintu. Dilihatnya Nursiah sudah terbaring lemah dengan selang oksigen di hidung, menunjukkan kakaknya sedang tidak baik-baik saja.
"Theo, sini nak," kata Theo menirukan suara kakaknya, saat ditemui di rumahnya, Selasa (16/3/2021).
Baca juga: Foto Remaja Pemulung Baca Al Quran di Emperan Viral, Bertahun-tahun Cari Ibu tetapi Tak Bertemu
Theo perlahan mendekat, lalu mengambil posisi duduk di sisi kanan.
Tangan lunglai kakaknya meraih tangan Theo dan mendekapkan di dadanya. Air mata mulai keluar mengalir.
Mata kakaknya menerawang, tatapannya kosong, seolah ingin melepas beban yang telah lama ingin dia sampaikan.
Suara pelan mulai keluar dari mulut sang kakak. Kakaknya memanggil sebuah nama, terdengar sayu.
“Theo sini nak. Maafkan Iyong. Theo sebenarnya anak kandung Iyong,” ungkap kakaknya pelan dan terbata-bata.
Suasana semakin hening. Hanya terdengar percikan peralatan medis yang saling bersahutan.
Setelah mengungkapkan itu, kakaknya tersenyum, seolah melepas beban.
Saat itu, Theo berusaha tetap tenang dan menahan keterkejutannya di depan kakaknya.
Namun, dalam diri Theo, seperti petir di siang bolong. Sosok yang dikenalnya sebagai kakak selama 29 tahun ini, ternyata adalah ibu kandungnya.
Baca juga: Terpisah 35 Tahun, Emmanuella dari Liverpool Cari Ibu Kandung di Sleman: Saya Ingin Bertemu
Saat itu, kakinya berat melangkah, tiap langkah diikuti dengan detak jantung yang tak beraturan, seperti suara tabuh gendang dalam sebuah perang.
"Saat mendengar itu, saya cuma terdiam, menahan rasa bingung yang seolah berlomba dengan rasa sedih, saya tak menangis di depannya, tangis pecah setelah keluar dari ruangan itu," kenang Theo.
Setelah cukup lama menangis di depan pintu ruang ICU, Theo menghela napas panjang.
Selama ini, dia mengenal kakaknya sebagai sosok yang memberi perhatian dan kasih sayang, ternyata adalah perempuan yang melahirkannya.
Kenyataan itu membuat Theo bingung, layaknya seorang anak kecil yang ditinggal di tengah kerumunan orang ramai.
“Kenapa aku dan kenapa baru sekarang,” ucap Theo.