Kepala SMPN 4 Kota Komba Fidelis Ambon mengatakan, ada 47 siswa kelas III yang mengikuti ujian di tenda darurat itu.
Mereka mengikuti ujian di bawah tenda yang dibangun dari terpal berukuran 6 x 9 meter. Tenda yang memiliki tiang kayu itu dibangun para guru.
Fidelis menjelaskan, para guru mengangkat meja dan kursi dari sekolah ke Puncak Wokonggoro dengan berjalan kaki.
"Semua ini dilakukan demi melaksanakan ujian try out (uji coba) di sekolah kami. Pelaksanaan hari pertama ujian berlancar lancar. Di lokasi sekolah tidak bisa menangkap jaringan telekomunikasi," kata Fidelis saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Menurutnya, ada dua laptop yang tersedia saat ujian yang digelar dua shift itu. Namun, sebagian besar siswa menggunakan ponsel saat ujian.
Baca juga: Positif Covid-19, Wagub NTB: Keadaan Saya Baik-baik Saja dengan Kategori Tanpa Gejala
Sementara itu, salah satu guru SMPN 4 Kota Komba Yasinta Bhaso mengatakan, para guru membangun tenda darurat itu seminggu yang lalu.
Bukit itu dipilih sebagai lokasi ujian karena gawai bisa menangkap sinyal internet 4G dengan stabil di sana.
Sebelum membangun tenda, para guru telah menjajal jaringan internet di lokasi itu menggunakan laptop.
Untuk menjangkau lokasi ujian, para siswa dan guru harus berjalan kaki dari sekolah menuju puncak bukit. Jaraknya sekitar 500 meter.