Lebih lanjut dia menjelaskan, kebanyakan pelaku klitih berasal dari Yogyakarta.
Mereka melihat perkembangan Kota Yogyakarta, tapi tidak bisa menikmati kemajuan kota sebagai warga asli Yogyakarta.
Lebih lanjut, Yahya menjelaskan ada perbedaan klitih dari zaman ke zaman.
Misalnya pada era 1990-an klitih lebih didominasi dengan alasan ekonomi dan wilayah, sedangkan era sekarang adalah eksistensi.
"Pemicunya banyak salah satunya kecemburuan sosial. Misalnya saat mereka mau nongkrong di coffee shop yang saat ini merebak mereka tidak mampu mengingat UMR Yogyakarta kecil. Satu dua kali oke lah, kalau tiap hari uang jajan mereka gak cukup, sedangkan yang membeli malah para pendatang," sebut Yahya.
Baca juga: Wisatawan Wajib Bawa Surat Hasil Antigen ke Yogya walau Sudah Divaksin
Lalu saat para pelaku klitih ingin bermain di kampungnya, sudah banyak kos-kosan dibangun di kampungnya sehingga tidak ada ruang mereka untuk berekspresi dan bermain.
"Dulu ada ruang publik yaitu di alun-alun utara tetapi sekarang dipasang pagar, sehingga mereka kembali ke jalanan. Oleh sebab itu pameran ini dinamakan Museum Lost Space, " kata Yahya.
Yahya menilai pelaku klitih dapat keluar dari lingkaran kekerasan itu ketika mereka masuk kuliah atau mendapatkan teman-teman baru.
"Ketika masuk kuliah mendapat teman baru dan teman-teman barunya tidak membicarakan kejahatan jalanan lagi, mereka otomatis akan keluar dari lingkaran klitih," ujar dia.
Baca juga: Jalur KRL Yogya-Solo Bakal Diperpanjang Sampai Madiun
Dia pun coba mengajak beberapa orang pelaku klitih untuk ikut serta dalam pameran ini, para pelaku diizinkan untuk mencoret-coret kanvas dengan cat semprot.
Seperti saat mencoret-coret tembok dengan geng klitih mereka.
"Sebenarnya mereka ini banyak yang bisa melukis, bermain musik, mereka butuh tempat untuk eksistensi. Selain itu mereka juga butuh untuk diajak berdialog berkomunikasi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.