Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Pulau Kemaro, Kisah Legenda Cinta Siti Fatimah dengan Putra Raja Tionghoa

Kompas.com - 07/03/2021, 17:00 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan, dan sudah mencicipi kulinernya. Tidak salahnya jika berwisata ke Pulau Kemaro.

Pulau Kemaro merupakan sebuah Delta kecil di Sungai Musi dan terletak 6 kilometer dari Jembatan Ampera.

Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yang terkenal di Sungai Musi. Di tempat ini terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio).

Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Pempek, Makanan Khas Palembang, Ini Ceritanya

Pulau Kemaro juga disebut sebagai tempat yang melegenda karena cerita unik dan keistimewaannya.

Nama Pulau Kemaro berasal dari kata ‘Kemarau’, karena pulau ini tidak pernah tenggelam atau terendam meskipun air Sungai Musi sedang pasang.

Dikutip dari situs ibs.sumselprov.go.id, asal usul Pulau Kemaro ini yakni dari kisah legenda cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An.

Siti Fatimah dikisahkan sebagai keturunan Raja Sriwijaya yang menganut agama Islam, sedangkan Tan Bun An yang merupakan putra Raja Tionghoa adalah penganut umat Buddha.

Baca juga: Asal Usul Nama Jakabaring Palembang, Berawal dari 4 Suku

Meskipun mereka beda keyakinan dan etnis, tidak menjadi kendala bagi keduanya untuk merajut hubungan hingga ke jenjang pernikahan.

Tan Bun An lalu memboyong sang pujaan hati ke negara asalnya untuk meminta restu dari orangtuanya.

Setelah merestui pernikahan sang anak, orangtua Tan Bun An lalu memberikan hadiah berupa tujuh guci besar yang berisi emas kepada sang anak dan menantu.

Baca juga: Menikmati Nasi Minyak, Makanan Khas Palembang yang Dulu Disantap Keluarga Sultan

Setelah beberapa waktu, mereka kembali lagi ke Palembang.

Sesampai di Palembang, Tan Bun An ingin melihat hadiah emas di dalam guci yang diberikan orangtuanya.

Namun, betapa terkejutnya Tan Bun An yang dilihatnya adalah sayuran sawi-sawi yang sudah membusuk.

Tanpa pikir panjang, ia kemudian langsung membuang guci-guci tersebut ke Sungai Musi. 

Baca juga: Resep Pempek Kapal Selam Palembang, Isi Telur Ayam

Saat akan membuang guci terakhir ke Sungai Musi, guci itu terjatuh di atas dek dan pecah. Ternyata di dalamnya terdapat emas.

Karena merasa bersalah telah membuang pemberian orangtuanya, Tan Bun An lalu terjun ke dalam Sungai Musi untuk mengambil emas tersebut.

Melihat Tang Bun An terun ke Sungai Musi, seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantunya, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul.

Dirundung resah, Siti Fatimah akhirnya memutuskan untuk ikut terjun menyusul Tan Bun An. Namun, ia juga tidak terlihat.

Baca juga: Mengenal 9 Jenis Pempek Palembang, Bukan Cuma Kapal Selam

Beberapa waktu kemudian, dari tempat sejoli itu terjun muncul pulau kecil yang tak tenggelam saat Sungai Musi pasang sekali pun.

Masyarakat memercayai bahwa gundukan tanah yang tiba-tiba muncul di Pulau Kemaro adalah makam mereka.

Inilah legenda asal mula pulau seluas sekitar 180 hektar itu.

Baca juga: Resep Tekwan Ikan Tenggiri Khas Palembang, Pakai Kuah Kaldu Udang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com