KOMPAS.com - Warganet dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan aksi perpeloncoan pada mahasiswa baru Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, saat kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK).
Aksi perpeloncoan itu diduga dilakukan senior mereka dari pengurus himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHO.
Terkait dengan itu, Wakapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Waris Agono meminta orangtua mahasiswa tersebut untuk segera melapor ke polisi.
Baca juga: Video Viral Perpeloncoan Mahasiswa Baru, UHO Kendari Sebut Kegiatan LDK Tak Berizin
Dengan adanya laporan polisi maka dapat diproses dengan hukum.
"Kami membuka ruang, jika ada pihak korban yang ingin melaporkan kasus ini untuk segera diproses hukum," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UHO Nur Arafah mengatakan, aksi kekerasan itu telah mencoreng nama baik kampus.
Baca juga: Butuh Uang untuk Bayar Utang, Mahasiswa di Tasikmalaya Ini Curi Sepeda Rp 65 Juta
Terkait dengan itu, pihaknya tidak akan memberikan pendampingan hukum jika dilaporkan ke polisi.
"Kampus tidak akan bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa, dan tidak akan melakukan pendampingan jika kasus ini dibawa ke ranah pidana," Nur Arafah dalam keterangan persnya, Selasa (2/3/2021).
Kata Nur, kegiatan LDK yang diikuti 79 mahasiswa angkatan 2020 itu tidak mendapatkan izin dari pihak fakultas.
Baca juga: Detik-detik Bocah 7 Tahun Tewas Digigit King Kobra Saat Mandi di Sungai
Pihak kampus pun baru mengetahui kegiatan itu setelah videonya viral.
"Secara institusi kampus tidak pernah mengeluarkan izin terkait kegiatan tersebut, acuannya jelas ada dalam panduan UHO selama pandemi Covid-19. Apa yang terjadi di luar sepengetahuan institusi, kami kaget baru mengetahui setelah video itu viral," ujarnya.
Terkait dengan itu, pihaknya pun sedang mencari fakta dalam video itu, jika ditemukan pelanggaran akan diberi sanksi.
"Kita gelar rapat dan menindaklanjuti masalah tersebut, jika ditemukan pelanggaran akan ada pemberian sanksi teguran hingga skors," tegasnya.
Baca juga: Ini Alasan Sopir Truk Bunuh Pasutri di Binjai yang Jasadnya Dibuang di Parit Kebun Tebu
(Penulis : Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor : Dony Aprian)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.