Kompas.com - 02/03/2021, 18:03 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menjelaskan, penanganan pandemi Covid-19 di Jateng terus menunjukkan hasil positif, salah satunya bisa dilihat dari terus menurunnya angka kasus harian.

“Per hari ini, jumlah kasus baru harian tertinggi di Banyumas dengan 52 kasus, Jepara 26 kasus, Klaten 23 kasus, Boyolali 22 kasus, dan Kota Semarang 17 kasus,” ujarnya saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Selasa (2/3/2021),

Bahkan, lanjutnya, daerah lain seperti Wonogiri, Rembang, Kota Tegal, Salatiga, dan Cilacap juga tidak ada penambahan kasus. Dia menilai, hal ini berarti semua daerah mengalami penurunan cukup signifikan.

Tak hanya itu, kasus aktif juga terus menurun, dengan tertinggi di Kota Semarang 508 kasus, diikuti Banyumas 466 kasus, dan Cilacap 326 kasus. Bahkan, tempat isolasi seperti Donohudan sekarang hanya terisi 22 orang.

Baca juga: Kasus Sembuh Covid-19 Salatiga Tertinggi di Jateng, Wali Kota Gelar Sayembara

“Artinya selama satu tahun evaluasi kami, semuanya menunjukkan penurunan bagus sambil kami genjot upaya vaksinasi dan minta semua kabupaten/kota mengawal agar semuanya lancar," ucapnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Lebih lanjut, Ganjar menyebut, tidak ada satu pun kabupaten/kota di Jateng yang masuk zona merah atau resiko tinggi selama tiga minggu berturut-turut.

Gubernur berambut putih itu mengatakan, grafik kasus aktif di 35 kabupaten/kota di Jateng terus mengalami penurunan.

"Kalau dilihat dari sisi epidemiologi, zona resiko tinggi pada 7 Februari ada 5 Kabupaten di Jateng. Tapi pada minggu setelahnya sampai hari ini tidak ada satupun zona merah di 35 Kabupaten/Kota," katanya.

Baca juga: Genap Setahun 13 Maret, Dinkes Sebut Kasus Covid-19 Jateng Pertama Ditemukan di Solo

Tak hanya itu, jumlah zona merah di Kecamatan dan kelurahan yang ada di Jateng juga terus menurun.

Dari data yang ada, awalnya terdapat 25 kecamatan masuk zona merah pada 7 Februari. Namun, pada 14 Februari turun jadi 10 kecamatan dan pada 21 Februari hanya 4 kecamatan masuk zona merah.

"Begitu juga di desa, pada 7 Februari ada 158 desa masuk zona merah, turun jadi 98 pada 14 Februari dan turun lagi jadi 30 pada 21 Februari. Artinya apa, saya melihat kondisi ini bagus, dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro berjalan dengan baik," terangnya.

Untuk program vaksinasi, Ganjar mengatakan, proses vaksinasi terhadap tenaga kesehatan sudah selesai. Saat ini, fokus selanjutnya adalah pelayan publik dan lanjut usia.

Baca juga: Ganjar Sebut Vaksinasi Gelombang 2 di Jateng Bakal Sasar Kelompok Masyarakat Pasar

"Harapannya, satu juta lebih dosis vaksin yang dikirim ke Jateng kami bereskan secepatnya. Meski begitu, saya mengimbau ayo kita cegah jangan ada kurva kedua, tetap protokol kesehatan dijaga meskipun sudah divaksin, maka akan terjadi herd immunity seperti yang diharapkan," tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, Recovery Rate (RR) di Jateng per 28 Februari sudah mencapai 89,49 persen.

Sementara itu, Case Fatality Rate (CFR) juga tidak ada kenaikan, atau masih di angka 6,18 persen.

"Begitu pula dengan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga terus mengalami penurunan. Dari total 8912 tempat tidur isolasi di rumah sakit, saat ini hanya terpakai 2661,” terangnya.

Baca juga: Ganjar soal Rencana Sekolah Tatap Muka pada Juli 2021: Uji Coba Dulu

Terkait tempat tidur Intensive Care Unit (ICU), lanjut Yulianto, dari total kapasitas 1087 saat ini hanya terpakai 398.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com