Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Pusat MTA Ahmad Sukina Wafat karena Sakit, Ini Sosoknya di Mata Sang Anak

Kompas.com - 25/02/2021, 09:51 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pimpinan Pusat Majelis Tafsir Al Quran (MTAAhmad Sukina meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Solo pada Kamis (25/2/2021) pukul 03.45 WIB.

Ahmad Sukina meninggal pada usia 73 tahun karena sakit. Almarhum meninggalkan seorang istri, Rahayu Utami, 8 anak, dan 19 cucu.

Putra Ahmad Sukina, Muhammad Fathin Habibullah mengatakan, Ahmad Sukina sudah dirawat sejak kemarin di rumah sakit karena sempat tidak sadarkan diri di rumah.

"Sudah dari kemarin dirawat di rumah sakit. Bapak beberapa waktu memang sakit," kata Habib saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon, Kamis.

Baca juga: Di Hadapan Jemaah MTA, Prabowo Mengaku Grogi

Ahmad Sukina lebih banyak melakukan aktivitas dari rumah sejak pandemi Covid-19. Semua kegiatan dilakukan secara daring.

"Sejak Covid-19 itu semua dikerjakan dari rumah. Koordinasi dengan pengurus MTA se-Indonesia secara online. Apalagi situasi Covid-19 paling rentan lanjut usia. Jadi banyak waktu di rumah," ungkap dia.

Rencananya, Ahmad Sukina akan dimakamkan di Pemakaman Muslim Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar pukul 12.00 WIB.

Karena pandemi Covid-19, prosesi pemakaman Sukina dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Sebelum diantar ke pemakaman, jenazah Ahmad Sukina akan disalatkan terlebih dahulu di Gedung Pusat MTA Jalan Ronggowarsito Timuran, Banjarsari.

"Nanti akan diberangkatkan dari Gedung Pusat MTA menuju lokasi pemakaman muslim Kaliboto pukul 12.00 WIB," ucap dia.

Sebagai tokoh agama sekaligus Ketua Umum MTA tentu banyak pelayat yang akan mengantar jenazah Ahmad Sukina menuju ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Keluarga mengimbau pelayat mendoakan dari rumah dan tidak ikut mengantar prosesi pemakaman.

"Covid-19 ini kan kita jaga prokesnya jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Kita mengimbau para pelayat tidak terlalu berkerumun, menjaga prokes karena yang itu begitu," tutur dia.

"Karena situasi seperti ini ya tidak harus datang ke pemakaman atau datang ke sini. Cukup didoakan dari rumah saja saya rasa cukup," sambung Habib.

Baca juga: Jokowi Pesan Peserta Silatnas MTA untuk Jaga Kebinekaan

Habib menilai sosok Ahmad Sukina selain sebagai orangtua juga sebagai pimpinan umat. Dalam setiap mengambil langkah atau keputusan, sikap, kebijakan selalu tenang.

"Apapun keadaan, apapun situasinya beliau dalam mengambil langkah tetap tenang, menggunakan pemikiran yang logis dan keputusan-keputusannya juga Insya Allah tidak salah," kata dia.

Sebagaimana diketahui, Ahmad Sukina memimpin MTA, setelah wafatnya ustaz Thufail Saputra, yang menjadi pendiri dan telah memimpin MTA selama kurang lebih 20 tahun, pada 15 September 1992.

Saat itu, MTA sudah tersebar ke wilayah Solo Raya, Semarang, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Lombok, Bandung, dan Jakarta.

Melansir situs resmi MTA, di bawah kepemimpinan Ahmad Sukina, MTA semakin tumbuh dan berkembang secara pesat ke berbagai penjuru Nusantara, dari Aceh sampai Merauke.

Sampai dengan saat ini, MTA telah memiliki 132 perwakilan dan 471 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com