Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Buku Pelajaran Cantumkan Soal "Ganjar Tak Pernah Bersyukur", Gubernur Kaget, Ini Klarifikasi Penerbit

Kompas.com - 10/02/2021, 05:54 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Soal di buku pelajaran sekolah dasar (SD) terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri membuat heboh lantaran menyinggung nama Ganjar.

Dalam salah satu soal dicontohkan bahwa Ganjar adalah sosok yang tidak pernah bersyukur.

Adanya soal ini membuat gaduh karena nama tersebut mirip dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Baca juga: Viral Soal Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur di Buku, Ganjar Pranowo: Mungkin Kritikan Buat Saya

Dimuat di buku agama Islam

Ilustrasi buku, anak, dan perpustakaan.Thinkstocks/SYNTIKA Ilustrasi buku, anak, dan perpustakaan.
Soal yang viral tersebut dimuat di dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti cetakan tahun 2020.

Ada dua foto soal yang tersebar di media sosial. Diketahui dua foto itu merupakan buku yang sama, tetapi berbeda tahun cetakan.

Soal nomor 9 yang berbunyi, "Walaupun mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur dengan menyembelih hewan kurban pada hari Idul Adha. Pak Ganjar termasuk orang yang
a. beruntung
b. beriman
c. rugi
d. sukses

Pada soal lain tertulis, "Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang
a. beruntung
b. beriman
c. bangkrut
d. rugi"

Pengunggah foto itu pun mengomentari beredarnya foto tersebut.

"Wah, serangan sudah mulai diarahkan ke Ganjar. Mengerikan pola kayak gini," tulis pengunggah di Twitter.

Baca juga: Tentang Buku “Pak Ganjar Tidak Pernah Bersyukur”, Penerbit: Tidak Ada Tendensi Sama Sekali

 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar PranowoKOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Ganjar sempat kaget

Gubernur Ganjar mengaku sempat kaget mengetahui adanya soal yang memuat nama mirip dengannya.

Pihaknya akan mengecek terlebih dahulu kebenaran dari kabar viral itu.

"Buku dari Tiga Serangkai itu, ya? Saya sih nanti biar dicek teman-teman untuk klarifikasi dulu saja siapa yang nulis, benar tidak, motifnya apa. Biar tidak jadi keributan," kata Ganjar, Selasa (9/2/2021).

Dia tidak tahu apakah ada motif politik dalam kasus tersebut.

"Enggak tahu ya (kalau dihubungkan dengan politik)," ujarnya.

Ganjar justru menganggap soal itu sebagai masukan bagi orang bernama Ganjar agar lebih rajin beribadah.

"Mungkin kritikan buat saya. Shalat harus kencang, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjar-nya banyak," jelasnya.

Baca juga: Viral Soal Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur di Buku, Ini Klarifikasi Penerbit

Kesbangpol turun tangan

General Manager Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo Mas Admuawan saat memberikan klarifikasi viralnya foto soal mata pelajaran yang menyebut nama Ganjar di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI General Manager Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo Mas Admuawan saat memberikan klarifikasi viralnya foto soal mata pelajaran yang menyebut nama Ganjar di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021).
General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Mas Admuawan, mengatakan telah didatangi perwakilan Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah.

Kepada mereka, Admuawan mengaku telah mengklarifikasi mengenai kabar negatif yang beredar.

"Terkait nama Pak Ganjar yang ada di buku agama kita, tadi dari Kesbangpol Jateng itu sudah klarifikasi ke sini. Kami juga yang menemui dan menjelaskan, dan juga dari Polresta Solo," kata dia di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021).

Admuawan menjelaskan, nama Ganjar dalam buku itu hanyalah sekadar nama, tidak dimaksudkan untuk menyinggung Ganjar Pranowo.

Baca juga: Telepon Pejabat BBWS di Semarang, Risma: Nyalakan Lima, Pak Pompanya, Terlalu Lama Kasihan Warga

 

Ilustrasi buku, membaca bukuShutterstock Ilustrasi buku, membaca buku
Soal diterbitkan tahun 2009

Menurutnya, soal tersebut diterbitkan kali pertama pada tahun 2009 saat Ganjar belum menjadi setenar sekarang.

"Jadi Pak Ganjar itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," kata dia.

Dia menyebut buku pelajaran terbitan mereka sudah mengikuti kode etik penyuntingan.

"Di antaranya adalah tidak boleh menyebut SARA, tidak boleh juga bias gender, harus mengakomodir keberagaman, kebinekaan, memupuk nasionalisme. Ini kita laksanakan," ungkap dia.

"Bahkan, kalau kita mencantumkan nama dari luar seperti Mikhael atau apa itu tidak boleh. Nah, nama saya kan komplet. Kebetulan salah satu nama yang tercantum di buku kami adalah Pak Ganjar," sambung dia.

Baca juga: Perjalanan Kasus Kerumunan Fan Artis TikTok Viens Boys, Video Viral hingga 2 Pegawai Restoran dan Manajer Jadi Tersangka

Kurikulum yang tidak berubah banyak

Ilustrasi ujian.KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Ilustrasi ujian.
Sejak 2009, soal tersebut terus masuk buku pelajaran karena tidak ada revisi yang signifikan pada pelajaran agama.

"Sementara buku agama kita itu kurikulumnya itu revisinya kecil-kecil, tidak total, sehingga namanya itu tetap terbawa. Sama sekali kita tidak kepikiran dan tidak mengaitkan bahwa nama Pak Ganjar dalam buku kita adalah Ganjar Pranowo, tidak sama sekali," ungkapnya.

Admuawan menegaskan, pihaknya tidak memiliki tendensi apa pun dalam penerbitan buku itu.

"Padahal kami tidak berpersepsi, tidak ada tendensi sama sekali, apalagi mendiskreditkan," ujar dia.

Baca juga: Mengenal Surga Geopark Belitung yang Akan Segera Diakui UNESCO


Akan revisi dan siap bertemu Ganjar

Dia pun meminta maaf dan berjanji segera merevisi soal tersebut.

"Kami mohon maaf atas tidak perkenan, ketidaknyamanan itu. Kita berjanji akan kita revisi," kata Admuawan.

Selain merevisi, dia akan membuat surat untuk disampaikan kepada konsumen bahwa nama yang tercantum di buku yang beredar tidak berkaitan dengan Ganjar Pranowo.

Admuawan mengaku siap jika diminta bertemu dengan Ganjar untuk mengklarifikasi hal tersebut.

"Kita bersedia untuk sowan ke Pak Ganjar menjelaskan ini bahwa kita tidak ada tendensi apa pun. Apalagi di berita-berita itu sudah dipelintir," ucap dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Riska Farasonalia, Labib Zamani | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com