Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Raung Meletus dan Keluarkan Debu Vulkanik, Warga Diimbau Gunakan Masker dan Penutup Wajah

Kompas.com - 08/02/2021, 16:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebaran abu vulkanik dari aktivitas Gunung Raung mulai dirasakan warga di sejumlah daerah di Kabupaten Banyuwangi sejak beberapa hari terakhir.

Salah seorang warga Kecamatan Glagah, Septi (33) mengatakan jika halaman rumahnya dipenuhi abu vulkanik yang berwarna abu-abu gelap. Selain itu ia mengatakan jika matanya terasa pedih saat keluar rumah dan mengendarai motor.

"Mulai kemarin lantai kotor. Sudah disapu enggak sampai 15 menit abunya menebal lagi. Ini tadi juga baru disapu tapi kotor lagi," kata Septi, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Gunung Raung Erupsi, Lion Air Batalkan Penerbangan dari dan ke Banyuwangi

Sejak Kamis, 21 Januari 2021 Gunung Raung meletus. Status gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso ini naik satu level dari normal (level I) menjadi waspada (level II).

Sementara itu Petugas PPGA Raung, Burhan Alethea membenarkan kolom asap erupsi Gunung Raung mencapai 1.000 meter di atas puncak.

Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal.

Baca juga: Update Gunung Raung: Tak Ada Asap Kawah, Terdengar Suara Gemuruh

"Asap/abu mengarah ke Tenggara -Timur. Sudah banyak laporan kepada kami. Tadi juga abu juga menghujani kantor PPGA Raung," jelasnya dilansir dari rilis Pemkab Banyuwangi, Minggu 7/2/2021)

Meski demikian, untuk aktivitas vulkanik Gunung setinggi 3.332 mdpl itu tidak banyak perubahan. PPGA Raung mencatat adanya Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 3-20 mm (dominan 6 mm).

"Aktivitas vulkanik biasa saja tidak ada peningkatan. Hanya saja secara visual yang sedikit berbeda," jelasnya.

Baca juga: Gunung Raung Bergemuruh, Suaranya Terdengar hingga Pagi

Imbau warga gunakan masker dan penutup wajah

Ilustrasi masker kain, maskerShutterstock/Evergreentree Ilustrasi masker kain, masker
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharam membenarkan abu Gunung Raung dirasakan oleh sejumlah daerah di Banyuwangi.

Namun demikian, sesuai dengan koordinasi yang dilakukan dengan PPGA Raung, hujan abu masih dirasa aman.

Namun demikian, pihaknya meminta kepada warga untuk melengkapi kacamata dan masker saat akan berkendara, khususnya kendaraan roda dua.

"Kita imbau masyarakat menggunakan masker dan kacamata yang akan keluar rumah," kata dia.

Baca juga: Kaitan Aktivitas Gunung Raung dan Dentuman di Malang Masih Misteri

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono.

Ia mengatakan, debu vulkanis membawa berbagai material yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Debu tersebut mengandung sejumlah partikel, seperti silika, kalium, natrium, besi, serta nikel.

Secara kasar, abu vulkanik itu seperti abu semen, berupa batuan kecil dan halus yang terlempar ke atas saat terjadi erupsi gunung api.

“Material ini jika terpapar ke tubuh manusia bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), sakit tenggorokan, iritasi mata, hingga luka pada kornea,” kata pria yang biasa disapa dr. Rio tersebut, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Gemuruh Gunung Raung Dikaitkan dengan Dentuman di Malang, Ini Rekaman Aktivitasnya

"Inilah yang berbahaya. Kalau masuk ke mata kita, dan mengenai kornea, bisa menimbulkan luka goresan di kornea kita. Ini bisa menyebabkan penglihatan kabur,” ujar Rio.

“Oleh karenanya, bila terlanjur abu vulkanik masuk ke mata, jangan langsung dikucek. Tapi, langsung bersihkan dengan air yang mengalir. Kalau memungkinkan dengan boor water,” imbuhnya.

Bahaya lainnya adalah gangguan pernafasan – ISPA. Menghirup abu vulkanik dapat merusak kesehatan manusia, karena aerosol berbahaya dan gas beracun yang membentuk abu dapat mengiritasi paru-paru.

Gejala pernapasan (jangka pendek) yang dirasakan adalah hidung beringus, sakit tenggorokan/batuk, sesak napas, hingga asma bisa kambuh

“ISPA ini yang biasanya banyak ditemui saat terjadi erupsi gunung. Bila mengalami sesak napas, segera ke layanan kesehatan terdekat. Agar segera mendapat pertolongan awal,” jelas Rio.

Baca juga: Selain Raung, Berikut 5 Gunung yang Dinilai Mulai Aktif di Indonesia, Mana Saja?

Tinggi abu vulkanik capai 18.000 kaki

Gunung Raung di Jawa Timur.Shutterstock Gunung Raung di Jawa Timur.
Sementara itu, berdasar pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi sebaran abu vulkanik jika dilihat dari prakiraan sebaran abu vulkanik yaitu VAAC (Volcanic Ash Advisory Center) Darwin, tinggi abu vulkanik Gunung Raung pada Senin pagi (8/2) mencapai 18.000 kaki atau 6 km dari permukaan laut.

“Persebaran abu vulkanik diprakirakan mengarah ke sejumlah kecamatan di Banyuwangi. Seperti Songgon, Licin, Kalipuro, Giri, hingga Banyuwangi kota. Kami mengimbau agar masyarakat memakai masker dan pelindung mata jika beraktivitas di luar rumah,” kata Ibnu Haryo, prakirawan pada BKMG Banyuwangi.

Baca juga: Terdengar Suara Gemuruh dari Gunung Raung, BPBD Jember Minta Warga Tak Panik

Ibnu juga menambahkan, pada Senin ini secara umum wilayah Banyuwangi terpantau berawan. Namun, pada siang hingga malam berpotensi hujan dengan intensitas ringan sampai sedang.

Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap angin kencang beberapa hari kedepan.

"Potensi angin kencang terjadi ketika di hari-hari panas atau terik namun terjadi pertumbuhan awan cumulonimbus yang cukup cepat," jelasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com