Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rendam 16 Kelurahan di Kota Pekalongan, 13.000 Warga Terdampak

Kompas.com - 04/02/2021, 20:36 WIB
Ari Himawan Sarono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PEKALONGAN, KOMPAS.com- Curah hujan tinggi ditambah gelombang pasang air laut membuat ribuan rumah dalam 16 kelurahan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terendam banjir.

Banjir paling parah melanda Kelurahan Degayu dan Pasirkratonkramat, dengan ketinggian air 20 sentimeter hingga 60 sentimeter.

Selain rumah warga, banjir menggenangi akses jalan yang mengakibatkan aktivitas warga terganggu.

Baca juga: 1.300 Rumah di Kota Banjarmasin Rusak akibat Banjir

Khodori (32) warga Kelurahan Pasirkratonkramat mengatakan banjir yang datang sejak Kamis (4/2/2021) pagi bertambah tinggi hingga siang.

Hal itu karena terus meluapnya Sungai Loji yang tidak bisa menampung debit air akibat curah hujan tinggi.

"Warga sudah menyedot air banjir dengan pompa tapi airnya kembali lagi. Kalau dihitung banjir sudah tiga kali terjadi. Rata-rata karena meluapnya sungai saat hujan deras turun lebih dari empat jam," kata Khodori saat ditemui, Kamis.

Khodori menambahkan sejumlah warga memilih mengungsi ke kerabat dan keluarga karena takut banjir bertambah besar.

Baca juga: Tanggul 2 Sungai Jebol, Sejumlah Desa di Jombang Dilanda Banjir

Ia masih bertahan di rumah karena menjaga keluarga dan hewan ternak.

"Tiga kali banjir baru kali ini besar dan terus bertambah airnya," ungkap dia.

Kasie Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha menjelaskan banjir di Kota Pekalongan karena tiga faktor.

Di antaranya ialah limpasan sungai, curah hujan tinggi dan gelombang pasang air laut.

Baca juga: 2 Warga Pasuruan Tewas Terseret Banjir, 6 Rumah Rata dengan Tanah

Total ada 13.000 warga yang kini terdampak banjir karena luapan sungai dan rob.

"Sudah ada warga yang mengungsi di dua lokasi yaitu di Kelurahan Degayu dan Pasirkratonkramat sebanyak 52 orang. Kami juga terus melakukan evakuasi karena banjir bertambah tinggi," kata Dimas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com