Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi Pengungsi Tanah Bergerak di Kaki Gunung Beser Sukabumi

Kompas.com - 27/01/2021, 11:55 WIB
Budiyanto ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Hujan dengan intensitas sedang mengguyur lokasi bencana tanah bergerak di Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (26/1/2021).

Hujan mulai turun pada pukul 15.00 WIB.

Hingga Rabu (27/1/2021) pukul 09.00 WIB, hujan masih mengguyur dusun yang terletak di kaki Gunung Beser itu.

Baca juga: Akhyar Nasution: Saya Akan Pecahkan Rekor, Jadi Wali Kota Tak Sampai Seminggu

Selain itu, kabut juga masih menyelimuti permukiman di atas ketinggian 930 meter dari permukaan laut (mdpl).

Udara dingin hingga menusuk tulang dirasakan oleh warga.

Sejumlah pengungsi masih bertahan di tempat pengungsian di SD Negeri Ciherang.

Padahal, biasanya apabila tidak hujan, para pengungsi akan pulang ke rumah menjelang matahari terbit.

Mereka masuk ke pengungsian menjelang malam hari, atau bila hujan deras turun.

Baca juga: Tabrak Monyet Menyeberang Jalan, 2 Perempuan Dibawa ke Rumah Sakit

Lokasi pengungsian ini berjarak sekitar 100 meter dari rumah-rumah yang rusak dan terancam akibat tanah bergerak.

"Saya bertahan saja di sini, pulang ke rumah juga hujan," ujar Lela (50) saat berbincang dengan Kompas.com di tempat pengungsian, Rabu.

 

Dia menuturkan, rumah miliknya dibangun pemerintah dari program pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu) pada 2 tahun lalu.

Lokasinya berada lebih rendah dari permukiman yang terdampak tanah bergerak.

"Jadi kalau hujan semakin khawatir. Apalagi dulu, tahun 2001 pernah ada longsor juga dekat ke rumah," tutur Lela di sela membersihkan ruang pengungsian.

Pengungsi lainnya, Lia (35) juga memilih bertahan di tempat pengungsian, karena memiliki bayi yang baru berusia 2 bulan.

"Kalau enggak hujan sih pulang ke rumah, kalau hujan begini pilih di sini saja bertahan," kata Lia.

Warga lainnya, Arme (69) yang mengalami sakit juga memilih bertahan.

Dia terlihat terbaring sambil berselimut alas tempat tidur di atas lantai.

"Ibu saya sakit kepala sudah beberapa hari ini, tekanan darahnya naik," kata Minar (40) anak Arne yang tinggal di wilayah Kota Sukabumi.

Awalnya, Minar akan menjemput Ibunya untuk dibawa ke rumahnya di Baros. Namun, karena kondisinya sakit, penjemputan dibatalkan.

"Ibu juga enggak mau. Makanya bertahan di sini saja dulu," ujar Minar.

Diberitakan sebelumnya, masyarakat Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, dihantui ancaman bencana tanah bergerak.

Ketakutan yang dialami warga itu menyusul ditemukannya sejumlah retakan bangunan dan tanah di permukiman hingga persawahan selama tiga pekan terakhir.

Data sementara dari Pemerintah Desa Cijangkar, rumah yang rusak berjumlah 14 unit.

Rumah tersebut dihuni 15 kepala keluarga yang terdiri dari 35 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com