NUNUKAN, KOMPAS.com – Banjir kiriman dari Malaysia yang terjadi sejak awal 2021 masih merendam 8 desa di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, masing- masing Desa Butas Bagu, Desa Labuk, Desa Pagar, Desa Tujung, Desa Manuk Bungkul, Desa Atap, Desa Lubakan, dan Desa Tagul.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan mencatatkan, sebanyak 948 rumah dengan 1.552 KK dan 5.682 jiwa, terdampak.
Pemkab Nunukan juga sudah mengeluarkan status tanggap darurat untuk mengatasi musibah ini.
Baca juga: 1.285 Sekolah Terdampak Banjir di Kalsel, 50 Rusak Parah
Kasubid Kedaruratan BPBD Nunukan Hasan mengatakan, sampai hari ini, kondisi air masih pasang surut di kecamatan Sembakung. Musim pancaroba yang terjadi, membuat banjir diperkirakan masih akan berlangsung lama.
‘’Ketinggian terendah air ada di 2,1 meter, air juga kadang surut kadang pasang lagi, saat ini sekitar 3,4 meter, turun dari kemarin yang 3,6 meter, prakiraan BMKG, hujan masih terjadi sampai di pertengahan Februari, jadi kemungkinan air naik masih bisa terjadi,’’ujar Hasan, dihubungi, Selasa (26/1/2021).
Banjir di perbatasan RI–Malaysia ini berasal dari Sungai Talangkai di Sepulut Sabah Malaysia yang mengalir ke Sungai Pampangon, Lagongon ke Pagalungan, lalu memasuki wilayah Indonesia melalui Labang, Sungai Pensiangan, dan Sungai Sembakung.
Kecamatan Sembakung berada di lokasi terendah dari 4 kecamatan langganan banjir lain, Kecamatan Lumbis Pansiangan, kecamatan Lumbis Ogong, kecamatan Lumbis, dan kecamatan Sembakung Atulai.
Saat kecamatan lain cepat surut, banjir di Kecamatan Sembakung justru bisa terjadi sebulan penuh, karena debit air seakan tertampung di kecamatan ini.
Buaya bermunculan di areal pemukiman
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan