Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Petani di Depan Kapolres: Tak Harus Ada Pupuk Bersubsidi, yang Penting Mudah Mendapatkannya

Kompas.com - 23/01/2021, 08:01 WIB
Tresno Setiadi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Sejumlah petani padi dan bawang merah di Kelurahan Kalinyamat Kulon, Margadana, Kota Tegal, Jawa Tengah, mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk bersubsidi.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kalinyamat Kulon Asmawi mengatakan, hal itu terjadi karena untuk mendapatkan pupuk, para petani harus melewati birokrasi yang rumit.

"Petani minta tidak harus ada pupuk bersubsidi, yang penting pupuk selalu ada di toko dan kami mudah mendapatkannya," kata Asmawi saat menerima kunjungan Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari, Jumat (22/1/2021).

Asmawi menjelaskan kerumitan birokrasi yang harus dilewati seorang petani untuk mendapatkan pupuk.

Awalnya, petani harus memiliki persetujuan atau tanda tangan ketua gabungan kelompok tani, penyuluh pertanian, hingga dinas pertanian.

Baca juga: Sebelum Terkonfirmasi Positif Covid-19, Bupati Sleman Sempat Bertemu Sri Sultan HB X dan Menteri KP

"Baru bisa membeli pupuk. Dengan birokrasi yang panjang itu, butuh waktu yang cukup lama, padahal tanaman harus secepatnya dipupuk," kata dia.

Ia mencontohkan, tanaman bawang harus mendapat pupuk ketika berusia 10 hari dan 15 hari. 

Jarak waktu lima hari itu membuat petani kesulitan jika harus melewati birokrasi yang rumit untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.

"Dengan waktu lima hari harus lari ke sana ke mari. Setelah tandatangan komplit, ternyata stok pupuk bersubsidi di toko juga belum tentu ada atau kosong. Akhirnya petani hanya bisa pasrah," ujarnya.

 

Belum lagi, tak selalu pihak yang dimintai tanda tangan berada di tempat. Asmawi menyarankan birokrasi yang rumit itu harus disederhanakan.

"Misalnya kalau saya ada di rumah kalau hari itu saya pas pergi terpaksa besok. Selanjutnya, setelah saya tanda tangan, ke penyuluh kalau pas pergi ya ditunda besok lagi. Penyuluh sudah, minta tanda tangan lagi ke dinas, ternyata dinas luar kota. Ya keburu tanaman mati," kata dia.

Kapolres Tegal AKBP Rita Wulandari mengatakan, kedatangannya bertujuan menampung keluhan dan kesulitan petani.

Baca juga: Pasien Covid-19 yang Mesum di Ruang Isolasi Diduga Polisi, Kapolres: Langsung Didatangi Propam

Ia berjanji akan mencari solusi terkait masalah itu.

“Intinya pemerintah akan memberikan yang terbaik dan termudah. Mudah-mudahan dari pusat ada solusi, sehingga petani termotivasi lagi untuk bercocok tanam,” kata Rita.

Setelah dari Kalinyamat Kulon, Rita bersama Dandim 0712 Tegal Letkol Inf Sutan Pandapotan menyambangi peternak itik produksi telur asin di Pesurungan Lor dan petani tambak di Margadana untuk melihat potensi ketahanan pangan di Kota Tegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com