Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekeluarga Kena Corona, Kepala Diskominfo Probolinggo: Saya Bersyukur

Kompas.com - 18/01/2021, 17:20 WIB
Ahmad Faisol,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Kepala Diskominfo, Statistik dan Persandian Kabupaten Probolinggo Yulius Christian mengaku bersyukur terpapar Covid-19.

Alasannya, dirinya mengalami langsung bagaimana rasanya terpapar Covid-19 dan karenanya berupaya menjaga imunitas tubuh.

Mentalnya juga dilatih saat menerima kenyataan terkonfirmasi corona.

"Saya bersyukur, bisa merasakan terinfeksi corona sebagai pengalaman. Bahwa corona itu ada dan bersyukur saya bisa sembuh," ujar Yulius, saat ditemui Kompas.com, di Kantor Bupati Probolinggo, Senin (18/1/2021).

Baca juga: Syaiful Bahri Tanda Tangan KTP ala Lambang Konoha, Dukcapil: Terserah, Itu Tanggung Jawa Pemohon

Yulius yakin tertular dari anak buahnya di kantor. Berdasarkan rentetan pemeriksaan rapid dan swab, dia yakin tertular dari anak buahnya yang sakit.

Meski begitu, dia tidak menyalahkan anak buahnya karena yang bersangkutan juga tidak tahu jika terpapar.

Anak buahnya itu sakit tapi tetap bekerja.

Setelah Yulius terkonfirmasi positif pada awal Januari 2021 lalu, langsung dilakukan tracing.

Hasilnya, istri dan dua anaknya juga positif. Lalu, empat anak buahnya di Diskominfo juga positif.

Diskominfo lalu di-lockdown, sementara Yulius bersama keluarganya isolasi mandiri di rumah.

Mantan Camat Sukapura ini berani memilih isolasi mandiri di rumah karena anaknya yang pertama seorang dokter.

Jika tak ada orang medis di rumah, Yulius memilih dikarantina di lokasi yang ditentukan Satgas penanganan Covid-19.

"Saya isolasi di rumah untuk menjaga orang lain tidak tertular. Rumah saya di-lockdown. Tapi, isolasi di rumah lebih berat secara ekonomi, karena beli makan, obat dan vitamin sendiri. Karenanya, warga yang positif sebaiknya dikarantina di tempat Satgas," ujar Yulius.

Gejala yang dirasakan Yulius selama sakit Covid-19 seperti masuk angin tiap hari dan linu-linu di sekujur tubuh.

Mudah lelah dan tak enak badan juga dialaminya. Sedangkan gejala keluarganya tidak sama.

"Pesan saya, jangan masuk kantor kalau sakit. Kalau ada pemeriksaan rapid antigen, sebaiknya ikut. Agar diketahui kita sehat atau tidak dari corona. Jika sakit dan tetap kerja dan capeknya menumpuk lalu ternyata corona, itu tambah parah. Kebetulan saya mengidap Covid-19 tidak sampai parah," ujar Yulius.

Pria yang hobi bersepeda ini juga mengaku tidak malu saat diketahui orang banyak mengidap Covid-19.

Sebab, dirinya yang bertugas mensosialisasikan pencegahan Covid-19 bisa mendapatkan wawasan lebih setelah terkena langsung virus tersebut.

Baca juga: Respons Dispendukcapil Lamongan soal Foto KTP Bertanda Tangan ala Lambang Konoha di Anime Naruto

Senin (18/1/2021) hari ini, Yulius kembali bekerja setelah dinyatakan sembuh pada pekan lalu.

Dia berpesan, tidak menghindar tes rapid antigen demi kebaikan dan kesehatan bersama, khususnya demi keluarga.

"Kalau terkena corona sudah lama dan terus menumpuk, semakin parah. Kena corona tapi tetap kerja, bisa bahaya. Itu yang membuat banyak pasien positif lalu meninggal dunia. Kalau sakit, jangan tunda periksa ke layanan kesehatan," tutup Yulius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com