Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Setelah Divaksin, Saya Merasakan Ngantuk, tapi Belum Kategori Ngantuk Berat"

Kompas.com - 15/01/2021, 12:56 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Dhias Suwandi, jurnalis Kompas.com yang bertugas di Kota Jayapura, Papua, merupakan salah satu penerima vaksin Covid-19 di Papua.

Dhias merupakan wartawan pertama di Papua yang menerima vaksin buatan Sinovac, Jumat (15/1/2021).

Dhias disuntik vaksin pukul 12.20 WIT. Kemudian pukul 13.58 WIT, dia mengaku tiba-tiba merasakan ngantuk.

Hal ini sebelumnya tidak pernah dia alami.

"Setelah divaksin, saya mulai merasakan ngantuk, tapi belum kategori ngantuk berat, masih bisa saya tahan," ujar dia usai divaksin di RSUD Dok II, Kota Jayapura, Jumat.

Baca juga: Cerita Dhias Suwandi, Jurnalis Kompas.com yang Jadi Wartawan Pertama Penerima Vaksin di Papua

Dhias sempat mewawancarai dr Aaron Rumainum yang merupakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

Aaron adalah orang pertama di Papua yang menerima vaksin Covid-19 buatan Sinovac, Rabu (13/1/2021).

Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal kepada Anak: Jaga Mama, Jaga Shalat, yang Penting Shalat

Aaron mengaku merasakan ngantuk berat setelah dua jam kemudian disuntik vaksin.

"Dua jam setelah saya disuntik saya ngantuk sekali," kata Aaron saat diwawancarai, Kamis (14/1/2021).

Efek samping

Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac aman digunakan.

Meski demikian, berdasarkan analisis terhadap hasil uji klinis vaksin, Sinovac tetap menimbulkan efek samping.

 

"Secara keseluruhan menunjukkan vaksin corona vax aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021).

Penny mengatakan, efek samping lokal yang ditimbulkan vaksin Sinovac berupa nyeri, iritasi, dan pembengkakan.

Sementara, efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam.

Kemudian, frekuensi efek samping dengan derajat berat berupa sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.

"Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali sehingga secara keseluruhan kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo," ujar Penny. (Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com