Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kajian Unpad Soal Penyebab Longsor di Sumedang: Wilayah Bekas Tambang Batu, Diurug Jadi Perumahan

Kompas.com - 13/01/2021, 07:23 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Tim Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran mengkaji penyebab longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Senin (11/1/2021).

Caranya, dengan melakukan survei geologi di kawasan bencana longsor untuk menganalisis struktur geologi di kawasan permukiman tersebut.

Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad Dicky Muslim mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad, wilayah longsor tersebut memiliki kontur lahan yang curam.

“Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan, lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan,” ungkap Dicky dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/1/2021).

Baca juga: Lokasi Longsor di Sumedang Seharusnya Ditanami Pohon, tapi Malah Dibangun Beton

 

Termasuk wilayah tanah rentan

Secara geologi, struktur tanah dan batuan di wilayah Perumahan SBG Desa Cihanjuang termasuk ke dalam bagian batuan vulkanik Qyu.

Dalam Peta Geologi yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian ESDM, batuan vulkanik Qyu merupakan produk batuan vulkanik muda yang belum bisa dipisahkan, sehingga masih bercampur antara lapisan keras dengan yang halus.

Karena termasuk batuan vulkanik muda, lapisan tanah dan batuan ini cukup rentan. Kerentanan ini sudah terlihat sebelumnya di beberapa titik.

Baca juga: Bupati Sumedang: Lokasi Longsor di Perumahan Pondok Daud Gembur dan Labil, Pemkab Akan Evaluasi Izin Perumahan di Lereng Gunung

Air tak bisa meresap karena ada perumahan

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by SUMEDANG (@inimahsumedang)

Dicky menjelaskan, batas bagian tenggara perumahan tersebut berhadapan dengan tebing yang dibatasi dengan saluran air.

Diduga, ketika hujan besar tiba saluran air ini terjadi peresapan atau infiltrasi, sehingga membentuk bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsor.

Sejumlah rumah yang berbatasan dengan tebing tersebut juga terlihat ada yang retak.

Hal ini sudah mengindikasikan bahwa wilayah itu berpotensi terjadi pergeseran tanah yang akan memicu terjadinya longsor.

Baca juga: Longsor Susulan di Sumedang Masih Berpotensi Terjadi

 

Ada proyek permukiman baru

Basarnas Bandung terus melakukan upaya pencarian korban hilang diduga tertimbun longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Senin (11/1/2021). KOMPAS.com/AAM AMINULLAH Basarnas Bandung terus melakukan upaya pencarian korban hilang diduga tertimbun longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Senin (11/1/2021).
Hal ini diperparah dengan adanya proyek permukiman baru yang dibangun di atas tebing bagian utara dan tenggara perumahan SBG.

Adanya aktivitas lalu lintas alat berat di tebing tersebut turut menjadikan potensi longsor semakin besar.

“Secara geoteknik aktivitas tersebut melemahkan ikatan butir tanah di situ, sehingga berpotensi longsor. Apalagi memang sebelumnya wilayah longsor tersebut merupakan sengkedan yang ditanami pohon, kemudian ditebang dan di bagian bawahnya dijadikan perumahan,” papar Dicky.

Dicky menjelaskan, di wilayah utara dari perumahan SBG ada bekas galian tambang yang dibangun menjadi kawasan perumahan.

Ada air terjun, menandakan ada sesar 

Berdasarkan penuturan warga sekitar, di lokasi tersebut ada air terjun. Secara geologi, keberadaan air terjun tersebut menandakan adanya sesar atau patahan di wilayah tersebut.

“Sehingga kalau ada hujan besar, gempa, akan ada pembebanan berlebih yang kemungkinan akan terjadi longsor,” ungkapnya.

Dilihat dari jenis tanah dan retakannya ditambah dengan curah hujan yang tinggi, Dicky khawatir akan terjadi longsor susulan di daerah tersebut.

Ini terlihat dari masih adanya pergerakan tanah di sekitar mahkota longsor.

Selain itu, ditambah dengan adanya kemungkinan terjadi infiltrasi di saluran air yang berada pada sisi utara perumahan.

 

Warga Cimanggung diimbau waspada longsor susulan

Tim SAR terus bergerak melakukan proses pencarian korban longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021).KOMPAS.com/AAM AMINULLAH Tim SAR terus bergerak melakukan proses pencarian korban longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021).
Karena itu, Dicky meminta warga maupun pemerintah daerah waspada terhadap kemungkinan bencana susulan yang akan terjadi di kawasan tersebut.

Retakan-retakan yang terjadi pada beberapa tebing harus diwaspadai.

Ada beberapa mitigasi jangka panjang yang bisa dilakukan. Dicky menjelaskan, pengetatan izin pembangunan di kawasan tersebut perlu dilakukan.

Selain itu, penanaman pohon keras pada tebing yang berpotensi longsor perlu dilakukan sebagai bentuk pencegahan.

Sementara itu, tim survei lainnya Rd Irvan Sophian menyampaikan, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran detail, sehingga nantinya dapat dijadikan rekomendasi atau referensi dalam penentuan mitigasi selanjutnya.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari riset FTG Unpad di daerah longsor dan sekitarnya, sehingga kedepannya hasil riset diharapkan dapat bermanfaat langsung bagi masyarakat,” kata Irvan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com