Film yang diikut sertakan dalam lomba smartphone short film festival 2020 yang diadakan oleh TV Desa dibawah Kementerian Desa tersebut menurut Winarto merupakan penggambaran toleransi di kampungnya yang selalu mementingkan kerja sama meski ada perbedaan agama.
Di kampung tersebut, sebagian warga merupakan pemeluk agama Budha dan sebagian lainnya beragama Islam. Namun perbedaan tersebut disatukan dalam pagelaran musik tongling sebagai bentuk napas toleransi.
“Di musik tongling kami melepaskan perbedaan tersebut, kami bekerja sama merangkai nada untuk menghadirkan sajian musik tongling,” ucap Winarto.
Syuting sempat terhenti karena tokoh musik tongling meninggal dunia.
Penggarapan film "Oglangan" menurut Winarto sudah dilakukan sejak awal Desember 2020. Namun penggarapan sempat terhenti karena tokoh pegiatnya, pak Sujono, meninggal dunia pada 12 Desember silam.
Dengan semangat yang tersisa, Winarto meyakinkan seluruh pemain untuk menyelesaikan film "Oglangan" sebagai bentuk penghormatan kepada sang maestro, Pak Sujono.
“Kami benar-benar drop waktu itu. Namun akhirnya kami bisa menyelesaikan film ini sebagai bentuk penghormatan kepada Mbah Jono,” katanya.
Baca juga: Viral, Foto Wajah Wagub Lampung Disebut Mirip Bu Tejo di Film Tilik
Pada 3 Januari 2021 film tersebut sudah tayang di kanal YouTube TV Desa.
Winarto berharap film tersebut berhasil meraih penghargaan yang akan dipersembahkan untuk sang maestro musik tongling pak Sujono.
Melalui film tersebut dia berharap pemuda di Kampung Wonomulyo memiliki semangat untuk tetap melestarikan musik tongling sehingag dikenal luas oleh seluruh dunia.
“Film ini kami harapkan jadi penyemangat genrasi muda di kampung kami,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.