Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak di Rumah karena Pandemi, Warga Gunungkidul Sukses Bisnis Ikan Predator

Kompas.com - 22/12/2020, 16:56 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Ide kreatif muncul saat terdesak, seperti yang dialami oleh sebagian besar masyarakat saat pandemi Covid-19.

Salah satunya Kismaya Sales Wibawa. Warga Kalurahan Wareng, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, ini mampu memanfaatkan waktu yang banyak dihabiskan di rumah untuk berbisnis ikan predator mirip ikan gabus.

Rumah sederhananya berbentuk limasan ruang tamu diubah menjadi tempat display ikan predator.

Belasan akuarium tertata rapi dan di dalamnya ada ikan berwarna-warni mulai dari channa maru, auranti, pulcra, asiatika, dan yellow sentarum. Semua ikan ini bahasa lokalnya ikan gabus.

Baca juga: Tak Ada Pekerjaan Sepulang Merantau, Mantan TKI Kini Punya Bisnis Bonsai Beromzet Jutaan Rupiah

 

Beberapa orang remaja pun tampak asyik memilih dan melihat ikan. Sesekali mereka memainkan tangan di kaca dan diikuti oleh ikan-ikan itu. 

Kismaya bercerita, awalnya dia iseng mencoba berbisnis ikan predator. Saat itu, dia tak banyak bekerja di luar rumah, karena pandemi yang melanda.

Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengurus ladang dan memelihara tanaman hias.

Pada bulan Juni 2020 lalu, Kismaya mencoba membeli ikan guppy, namun karena perawatan kurang baik, ikan malah mati.

"Sekitar bulan Juli saya main di rumah salah satu komunitas reptil. Di sana dia memelihara ikan chana," kata Kismaya saat ditemui di rumahnya Selasa (22/12/2020).

Waktu itu dia membeli ikan auranti dari Kabupaten Sleman seharga Rp 300.000 satu ekor. Tidak menunggu lama, ketika sampai di rumah dia iseng memposting di story WhatsApp.

Ternyata, respon yang didapatnya cukup bagus, ikan yang belum lama sampai rumah pun laku seharga Rp 600.000.

Saat itulah dirinya mantap membuat beberapa akuarium untuk memelihara ikan predator.

Dengan modal jual beli ikan satu sampai dua ekor kini dirinya mampu memperoleh keuntungan per bulannya antara Rp 3 juta sampai Rp 8 juta.

Bisnis ikan predator sangat menjanjikan. Modal tidak terlalu besar, perawatan mudah dan potensi kerugian kecil. Ikan predator tidak gampang mati, sehingga tidak perlu mesin pompa udara gelembung angin.

"Satu bulan pengeluaran makanan ikan satu ekor sekitar Rp 10.000. Bisa jangkrik, umpan udang hidup, ulat jerman, dan ikan kecil," ucap Kismaya.

Baca juga: Modus Penipuan oleh Warga Nigeria, Ajak Bisnis Korban Pria dan Rayu Wanita

Untuk penjualan, Kismaya masih mengandalkan melalui medsos dan komunitas. Setiap ada ikan baru, dirinya rajin memposting. Benar saja, setiap hari rumah yang berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Wonosari itu selalu didatangi pecinta ikan predator.

Dia menjual bervariasi mulai dari Rp 100.000 hingga jutaan rupiah tergantung ukuran dan jenis ikan. 

Kismaya menyampaikan kriteria ikan berkualitas baik. Untuk channa maru dilihat dari tebal bar, dorsal (sirip), dan warna pekat.

Auranti dilihat warna, bentuk, dan sirip, yakni gondrong, bagus, besar. Pulcra warna semakin cerah paling dicari. Jenis asiatika dilihat dari banyaknya mutiara dan bentuk ikan. 

 

Membentuk komunitas

Pecinta ikan predator akhirnya membentuk komunitas. Kismaya pun didapuk sebagai ketua Komunitas Handayani Fish Squad Gunungkidul. Anggotanya berjumlah 30 orang tersebar di sejumlah wilayah kapanewon. Melalui komunitas tersebut, terjadilah perputaran uang.

"Kami saling berbagi informasi mengenai jual beli ikan predator,” kata Kismaya 

Penggemar ikan predator belakangan mengalami peningkatan. Kebanyakan dari kalangan milenial, yakni anak-anak sekolah karena lebih banyak belajar daring, waktu luang dipergunakan untuk bisnis ikan.

Diakuinya, kendala penjualan karena harga mengikuti pasar.

"Kami akan lihat nanti ketika awal tahun ketika anak sekolah rencanannya KBM (kegiatan belajar tatap muka) dampaknya seperti apa," ucap Kismaya.

Salah seorang penggemar ikan, Bagus mengaku sengaja untuk datang ke rumah Kismaya dari Klaten. Dia hanya ingin berbagi pengalaman memelihara ikan predator.

"Pengen tau saja dulu, sebenarnya pengen pelihara namun waktunya masih belum punya," ucap dia.

Tren memelihara ikan hias mengalami peningkatan di tengah pandemi virus corona.

Tak hanya ikan cupang dan ikan guppy, nelakangan muncul jenis ikan hias baru yang mulai digemari. Ikan ini mirip dengan ikan gabus.

Akun Twitter @ridwanhr, misalnya, mengaku heran ketika ada sejumlah orang yang memelihara ikan gabus seharga motor. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com