Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Pleno KPU Tasikmalaya Ricuh, Ratusan Pedemo Tolak Hasil Pilkada

Kompas.com - 15/12/2020, 20:45 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ratusan pedemo tolak rapat pleno rekapitulasi hasil suara oleh KPU Kabupaten Tasikmalaya, sempat terjadi kericuhan dengan petugas Kepolisian di lokasi acara Gedung Dakwah, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (15/12/2020).

Mereka menuntut rapat pleno dihentikan karena dinilai banyak kecurangan dan kejanggalan dalam pelaksanaan penghitungan suara oleh penyelenggara pemilihan umum.

Aksi dorong-mendorong antara ratusan pedemo dan petugas Kepolisian terjadi di depan gerbang yang dijaga ketat petugas Sabhara Polres Tasikmalaya dibantu anggota Brimob Polda Jawa Barat.

Aksi unjukrasa bermula sejak siang tadi sampai sore hari yang berakhir dengan pembubaran pengunjukrasa oleh petugas Kepolisian.

Baca juga: Hasil Pleno KPU PALI, Petahana Unggul Tipis, Paslon 01 Akan Ajukan Gugatan ke MK

Hasil real count berbeda dengan quick count

Koordinator aksi, Dadi Abidarda, mengaku rapat pleno rekapitulasi hasil suara di Pilkada Tasikmalaya, dinilai dipaksakan karena banyaknya bukti kecurangan dalam proses penghitungan suara.

Apalagi, hasil real count sebelumnya oleh KPU sangat jauh berbeda dengan hasil quick qount LSI Denny JA yang menenangkan pasangan calon nomor 4 Iwan Saputra-Iip Miftahul Paos.

Sementara, hasil real count KPU Kabupaten Tasikmalaya justru memenangkan pasangan petahana calon nomor urut 2 Ade Sugianto-Cecep Nurul Yakin.

"Kami selama ini sudah melaporkan banyak kecurangan penghitungan suara ke Bawaslu. Tapi, justru Bawaslu menyebut tidak ada laporan dari kami. KPU pun dinilai memaksakan proses pleno di saat banyak ditemukan kecurangan yang dilakukannya dalam proses penghitungan suara," tambah Dadi.

Baca juga: Paslon Iwan-Iip Laporkan Dugaan Kecurangan Pilkada Tasikmalaya ke Bawaslu

Saksi paslon 4 walk out

Bahkan, saat terjadi walk out tadi siang oleh para saksi dari pasangan calon nomor 4 saat rapat pleno, rapat pleno terus dilanjutkan oleh KPU Kabupaten Tasikmalaya.

Hal ini, semakin membuat tidak transparansinya proses rekapitulasi hasil suara di pesta demokrasi Kabupaten Tasikmalaya.

"Kita menuntut supaya KPU dan Bawaslu transparan. Kami menilai ini ada unsur kecurangan KPU secara masif untuk memenangkan calon petahana," kata dia.

 

Rapat terus berlangsung meski ada demo

Sementara, Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Zamzam Zamaludin, mengaku proses rapat pleno hasil Pilkada Kabupaten Tasikmalaya dari seluruh TPS dan PPK Kecamatan terus dilakukan meskipun saksi salahsatu paslon tak hadir lagi sejak walkout tadi siang.

Sampai berita ini diturunkan, proses pleno masih terus dilakukan untuk mengetahui hasil suara Pilkada Tasikmalaya sesuai penghitungan langsung seluruh TPS melalui 39 PPK tinkat kecamatan.

"Kalaupun terjadi ada aksi demo di luar, itu masih koridor proses demokrasi. Kita rapat pleno terus dilanjutkan," kata Zamzam.

Sebelumnya, Tim pemenangan pasangan calon nomor 4 Iwan-Iip, Oleh Soleh mengklaim pihaknya mendapatkan bukti adanya perbedaan perolehan suara paslon nomor urut 4 yang ada di lapangan dengan data yang dimasukkan ke quick count KPU Kabupaten Tasikmalaya dan real count KPU di situs resminya.

Oleh menjelaskan, perbedaan tersebut terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Misalnya, kata Oleh, di Kecamatan Sodonghilir, paslon Iwan-Iip mestinya mendapat suara 12.219. Namun yang dilaporkan 12.187. Ada selisih 32 suara yang disebutnya tak dilaporkan.

Selanjutnya, di Kecamatan Sukaresik, paslon Iwan-Iip seharusnya memperoleh suara 9.757. Namun yang dilaporkan hanya 8.585.

"Ada yang hilang suara 1.172," kata Oleh sekaligus Wakil Ketua DPRD Jawa Barat kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (12/12/2020).

Suara yang "hilang"

Oleh juga menyoroti perolehan suara paslon yang didukungnya di Kecamatan Kadipaten. Sebelumnya, yang dilaporkan sebanyak 7.616 suara. Namun setelah diperiksa ulang oleh timnya di lapangan, Oleh mendapat ada selisih yang tidak dimasukkan, yakni 261 suara.

"Semestinya di Kadipaten, paslon nomor 4 meraih 7.877 suara," kata politisi PKB ini.

Begitu pula perolehan suara pasangan Iwan-Iip di Pagerageung. Oleh menyebut ada selisih 3.110 yang tidak dilaporkan. Semestinya, pasangan nomor 4 meraih suara 12.957. Namun yang dilaporkan 9.847 suara.

Ketika ditanya cara penelusuruannya, Oleh menyebut timnya meneliti laporan rekap kecamatan C 1 saksi dengan hasil rekap pleno PPK.

Selain itu, Oleh mengaku pihaknya menemukan kotak suara di Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, tak tersegel dengan rapi. Kunci kotak suara berupa tali plastik bisa dibuka tanpa merusak segel.

Oleh karena itu, Oleh meminta KPU untuk transparan mengenai perolehan suara di Pilkada Tasikmalaya 2020.

"KPU tidak transparan. Sementara KPU memenangkan nomor 2 (Ade-Cecep), tapi fakta pleno banyak perubahan," tegas Oleh. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com