SOLO, KOMPAS.com- Pasangan calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo mengaku akan memperjuangkan wong cilik.
Keduanya menanggapi pertanyaan dari warga Solo bernama Didit yang merupakan tuna netra berprofesi sebagai pemijat.
Sebagai tuna netra, Didit merasa lahan pekerjaan terbatas sehingga ingin tahu apa kebijakan untuk difabel dan khususnya masyarakat umum yang kurang mampu.
“Kalau prinsip saya dan Pak Teguh, makin terbawah makin terpuruk, itu makin diprioritaskan. Di tengah pandemi melihat suatu peluang banyaknya sektor pariwisata mati suri, masih ada yang dikembangkan, wellness tourism,” ujar Gibran dalam Debat Pilkada Solo, Jumat (6/11/2020) malam.
Baca juga: Debat Kandidat Pilkada Solo, Bagyo Cecar Kontribusi Gibran sebagai Milenial
Salah satu bagian dari wellness tourism, yakni pemijat, akan diberi sertifikasi. Ia juga akan mengembangkan jamu dan rencana pengembangan wisata olahraga.
Sementara, Bagyo Wahyono, calon Wali Kota Solo mengatakan, masih banyak yang mengalami kondisi seperti yang dialami Didit.
Bagyo merasa, sudah menjadi tugasnya untuk memberikan kesejahteraan kepada wong cilik.
Baca juga: Debat Pilkada Solo, Gibran Ingin Pemkot Solo Paperless dan Sediakan Bike Sharing
“Bagaimana tangisan-tangisan Bajo selama ini, kami akan berpihak kepada wong kecil,” kata Bagyo.
Dua paslon yang berlaga dalam Pilkada Solo adalah Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan tujuh parpol pendukung.
Sementara, paslon Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) maju lewat jalur perseorangan dan didukung organisasi kemasyarakatan (ormas) Tikus Pithi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.