Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Kepung 2 Truk Pengangkut Pupuk Subsidi, DPKP Tuban: Sebenarnya Stoknya Cukup

Kompas.com - 05/11/2020, 23:44 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah petani kembali mengadang truk pengangkut pupuk bersubsidi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tindakan itu dilakukan karena petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.

Aksi pengadangan terjadi di pertigaan jalan Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Kamis (5/11/2020).

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tuban Murtadji berharap petani tak melakukan pengadangan serupa itu.

Murtadji mengatakan, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dengan distributor pupuk untuk wilayah Kabupaten Tuban.

"Sebenarnya stok pupuk subsidi cukup, hanya saja petani khawatir pupuk tidak mencukupi," kata Murtadji saat dikonfirmasi, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Seorang Pria Ditemukan Tewas di SPBU, Saksi: Awalnya Saya Pikir Dia Sedang Tidur

Murtadji telah meminta distributor segera menyalurkan pupuk bersubsidi ke kios-kios.

"Saya harap petani tidak melakukan itu, karena stok cukup, kemudian saya juga harap distributor agar segera mendistribusikan pupuk ke kios-kios," jelasnya.

Berdasarkan data DPKP Tuban alokasi pupuk bersubsidi pada tahun 2020 untuk realokasi tahap ke II sebanyak 134,735 ton yang terdiri dari Urea sebanyak 51,566 ton, SP36 sebanyak 7.068 ton, NPK sebanyak 36.777 ton, ZA sebanyak 10.798 ton, dan pupuk organik sebanyak 28.526 ton.

Sebelumnya, sejumlah petani mengadang dua truk pengangkut pupuk bersubsidi di pertigaan jalan Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Kamis (5/11/2020).

Rokhim, salah seorang petani, mengaku aksi itu dilakukan karena para petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.

 

Padahal, para petani membutuhkan pupuk karena mulai memasuki masa tanam jagung dan tanaman pangan lainnya.

"Susah sekali pupuk, tidak tahu harus cari di mana, para petani hampir kehabisan akal untuk mendapatkan pupuk subsidi," kata Rokhim, saat dihubungi Kompas.com.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tepo Sliro di Dusun Koro, Ahmad Najib mengaku belum pernah mendapatkan jatah pupuk bersubsidi.

Najib mengakui, sebagian besar petani memasuki waktu untuk memupuk sawah atau ladangnya.

Baca juga: Petani Kembali Kepung 2 Truk Pengangkut Pupuk Bersubsidi, Ini Alasannya...

Namun, mereka ingin membeli pupuk agar tak kesulitan saat waktu memupuk tiba.

"Kalau sudah tersedia pupuk di rumah, para petani itu tidak bingung pada waktunya pemupukan," jelasnya.

Ia berharap distribusi pupuk berjalan lancar seperti tahun sebelumnya agar petani tak kebingungan. Sehingga, kejadian pengadangan tak terulang.

"Ibarat seperti jatuh tertimpa tangga, harga hasil tani sudah murah, pupuk masih saja sulit," kata Najib.

(KOMPAS.com/Hamim)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com