Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Keluarga Tak Mau Di-tracing, Sebut Swab Hanya Akal-akalan Rumah Sakit"

Kompas.com - 14/10/2020, 11:55 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Keluarga di Brebes, Jawa Tengah menolak di-tracing meski kerabat mereka telah dinyakan positif Covid-19 dan bahkan meninggal dunia.

Alasannya, mereka menganggap hasil tes swab hanya rekayasa pihak rumah sakit.

"Mereka pihak keluarga tidak mau tracing, tidak mau diperiksa. Alasannya menganggap hasil uji swab hanya akal-akalan pihak rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Sartono.

Baca juga: Tak Percaya Positif Covid-19, 2 Warga Brebes Memaksa Pulang hingga Akhirnya Meninggal

Berawal dua pasien tak percaya Covid-19

Ilustrasi pasien virus coronaKOMPAS.COM/Shutterstock Ilustrasi pasien virus corona
Sartono mengemukakan, awalnya ada dua orang pasien yakni L warga Desa Kemurang Kecamatan Tanjung dan M warga Kecamatan Ketanggungan, Brebes yang dirawat di rumah sakit.

Pasien berninisial L mengalami sesak napas dan batuk hingga harus dirawat di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Sedangkan M mengalami demam tinggi, batuk dan flu. M sempat dirawat di RS Bhaksi Asih Brebes.

Hasil uji swab keduanya dinyatakan positif Covid-19.

Meski telah dinyatakan terinfeksi sekaligus mengalami gejala, kedua pasien tidak percaya dengan hasil tersebut.

Baca juga: Pembeli Soto Ternyata Positif Covid-19, Pedagang Tertular, Konsumen Lain Diminta Melapor

 

Ilustrasi jenazahBBC Ilustrasi jenazah
Memaksa pulang, akhirnya meninggal

Karena tidak percaya dengan Covid-19, mereka memaksa agar dipulangkan dari RS.

Mereka merasa sudah membaik walaupun dokter sebenarnya belum memperbolehkan.

"Alasan kondisi badan membaik, keluarga tidak percaya dan memaksa pulang. Padahal masih perlu perawatan medis. Kalau merasa lebih baik itu karena faktor masuknya oksigen saat di rumah sakit," ujar Sartono.

Mereka pun nekat pulang dan beberapa waktu kemudian meninggal dunia.

"Akhirnya mereka meminta pulang paksa. Namun apa yang terjadi, keduanya meninggal dunia di rumahnya tak lama kemudian," kata Sartono.

Baca juga: Seseorang Bisa Terinfeksi Covid-19 Dua Kali, dan Bisa Lebih Serius

Keluarga tak mau diperiksa padahal berkontak erat

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)
Tak berhenti di situ, keluarga pasien itu kini tak mau diperiksa. Padahal, mereka telah berkontak erat dengan pasien Covid-19 sebelumnya.

Sebab mereka menganggap kerabatnya meninggal bukan lantaran Covid-19.

Sartono menyayangkan masayarakat mempercayai isu rumah sakit men-covid-kan pasien.

Keluarga tersebut tidak mau di-tracing karena menganggap hasil positif Covid-19 hanya akal-akalan dari rumah sakit

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tegal, Tresno Setiadi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com