Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Foto Pelajar Digunakan untuk Kepentingan Pilkada, Gambar Risma Dihapus dan Tim Machfud Arifin Minta Maaf

Kompas.com - 13/10/2020, 08:18 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Machfud Arifin, calon wali kota Surabaya nomor urut 2, diprotes Deajeng, seorang pelajar karena mengunggah foto tanpa izin di akun Instagram pribadi Machfud.

Deajeng menulis di kolom komentar di Instagram @cak.machfudarifin.

"Permisi Pak, ini kok ada foto saya dan teman-teman saya di postingan bapak, tanpa ada izin ya pak? Dan sebelumnya Bu Risma juga ada di foto tersebut berada di tengah kami, kok jadi ndak ada?" tulis pelajar dengan akun @deajengramadin itu.

Baca juga: Seorang Pelajar Protes Machfud Arifin karena Unggah Foto Tanpa Izin untuk Kepentingan Pilkada

Foto yang diunggah Machfud adalah foto Deajeng dan rekannya menggunakan kostum tari. Menurut Deajeng, foto bersama Risma itu diambil pada acara puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2015 di Surabaya.

Namun, dalam foto yang diunggah Machfud, foto Risma bersama Deajeng dihilangkan.

Kepada wartawan, Deajeng bercerita, ada dua fotonya yang diunggah di akun Instagram @cak.machfudarifin.

Baca juga: Foto Itu Momen Kami Bersama Bu Risma, tapi Unggahan Itu Diedit, Bu Risma Dihilangkan

Foto pertama diunggah pada 13 Maret 2020 dan foto kedua diunggah pada 19 Maret 2020.

Di dalam unggahan tersebut, Machfud Arifin menulis tentang rencananya untuk mengabdi sebagai calon wali kota di Surabaya.

Deajeng mengatakan, ada kemungkinan foto itu didapatkan dari Google.

Baca juga: Risma Dilaporkan ke Bawaslu oleh Tim Machfud Arifin-Mujiaman karena Gambarnya Ada di Baliho Eri Cahyadi-Armuji

"Foto tersebut digunakan dan diunggah oleh akun tersebut pada bulan Maret. Namun, kami baru menyadarinya akhir-akhir ini, mungkin dicari dari mesin pencari Google," ujarnya, Senin (12/10/2020).

Selain mengambil tanpa izin, Deajeng menyayangkan foto tersebut digunakan untuk kepentingan politik.

"Jadi tidak ada izin dari kami, padahal foto tersebut untuk kepentingan politik Pilkada Surabaya," ucapnya.

Baca juga: Foto Emil Dardak Pose 2 Jari Bersama Machfud-Mujiaman Diminta Tak Dipolitisasi

Tim pemenangan Machfud minta maaf

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Machfud Arifin (kedua kiri) dan Mujiaman (ketiga kanan) memperlihatkan poster dengan nomor urut usai rapat pleno terbuka pengundian nomor urut pasangan calon wali kota dan wakil wali kota di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/9/2020). Dalam rapat pleno terbuka tersebut KPU Kota Surabaya menetapkan dua pasangan calon yakni Eri Cahyadi-Armuji dengan nomor urut satu serta Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut dua pada Pilkada serentak 2020 di Kota Surabaya. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.MOCH ASIM Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Machfud Arifin (kedua kiri) dan Mujiaman (ketiga kanan) memperlihatkan poster dengan nomor urut usai rapat pleno terbuka pengundian nomor urut pasangan calon wali kota dan wakil wali kota di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/9/2020). Dalam rapat pleno terbuka tersebut KPU Kota Surabaya menetapkan dua pasangan calon yakni Eri Cahyadi-Armuji dengan nomor urut satu serta Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut dua pada Pilkada serentak 2020 di Kota Surabaya. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Direktur Media dan Komunikasi Tim Pemenangan Machfud Arifin, Imam Syafii memohon maaf tak meminta izin mengunggah foto tersebut.

"Kami minta maaf atas kejadian tersebut, dan kami sudah menghapus foto dimaksud," jelasnya.

Kepada wartawan ia mejelaskan sengaja menghapus foto Risma yang ada di foto Deajeng karena tak ingin melibatkan Risma yang masih menjabat sebagai wali kota.

Ia mengatakan sebagai kepala daerah, Risma tidak boleh tampil di unggahan kontestan pilkada.

Baca juga: Machfud Arifin: Pak Jokowi Saat Pilpres 2014 Juga Nomor 2, Ini Seperti Pertanda

"Kenapa tanpa Bu Risma, karena kita memang tidak ingin membawa-bawa foto Bu Risma. Sebab Bu Risma berstatus kepala daerah yang dalam aturan tidak boleh tampil dalam unggahan kontestan pilkada," terangnya.

Machfud Arifin maju di Pilkada bersama Mujiaman. Mereka didukung delapan partai politik yakni PKS, PPP, PKB, PKB, Golkar, Nasdem, Demokrat, PAN, dan Gerindra.

Sementara pasang laiannya adalah Eri Cahyadi-Armuji yang didukung PDI Perjuangan dan PSI.

Baca juga: Pilkada Surabaya: Eri Cahyadi-Armuji Nomor Urut 1, Machfud Arifin-Mujiaman Nomor 2

Tim advokat sempat laporkan Risma ke Bawaslu

Calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman mendapatkan nomor 2 dalam pengundian nomor urut Pilkada Surabaya, Kamis (24/9/2020).KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL Calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman mendapatkan nomor 2 dalam pengundian nomor urut Pilkada Surabaya, Kamis (24/9/2020).
Semetara itu, Tim advokat pendukung Machfud Arifin-Mujiaman sempat melaporkan Wali Kota Risma ke Bawaslu Kota Surabaya pada Rabu (30/9/2020) lalu.

Sebagai pejabat pemerintah, Risma dilaporkan atas dugaan tidak netral dalam Pilkada Surabaya.

"Gambar Wali Kota Risma ada di beberapa baliho pasangan nomor urut 1 Eri Cahyadi-Armuji, tapi seakan-akan dibiarkan oleh Bawaslu," kata Purwanto, anggota Tim Advokat pendukung Machfud Arifin-Mujiaman, saat dikonfirmasi, Kamis (1/10/2020).

Baca juga: Pilkada Serentak Saat Pandemi, Machfud Arifin: Mau Ditunda atau Tidak, Kita Siap...

Beberapa dugaan pelanggaran oleh tim pasangan nomor urut 1 juga dilaporkan saat deklarasi terima surat rekomendasi dari PDI-P yang dilakukan di Taman Harmoni yang merupakan ruang publik milik Pemkot Surabaya.

Dugaan lain adalah penggunaan fasilitas Kebun Binatang Surabaya untuk pengumpulan massa, hingga penggunaan atribut partai oleh Risma saat jam kerja tanpa izin.

"Ini yang menjadi persoalan, kalau Risma jadi juru kampanye dari pasangan nomor urut 1, mengundurkan diri dulu," ujar Purwanto.

Baca juga: Bakal Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin Positif Covid-19, Tertular dari Anggota Ring 1

Ia menjelaskan laporan tersebut atas inisiatif para advokat yang mendukung Machfud Arifin-Mujiaman.

Pihaknya hanya ingin Pilkada Surabaya berjalan bersih sesuai aturan.

"Setiap pelanggaran sangat mencederai proses demokrasi," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Achmad Faizal | Editor : Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com