Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Keunikan Batik Banten, Ragam Motif Istimewa Warisan Kesultanan

Kompas.com - 02/10/2020, 17:54 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Kesultanan Banten merupakan salah satu kerajaan Islam di Indonesia yang pernah berjaya dan mewariskan benda-benda bersejarah.

Corak dari benda-benda peninggalan zaman Kesultanan Banten itulah yang digunakan oleh almarhum Uke Kurniawan, penggagas batik Banten untuk melahirkan 75 ragam hias motif khas Banten.

Nama motif batik Banten kebanyakan berkaitan dengan sejarah Banten, seperti motif Memoloan yang merupakan nama kontruksi bangunan atap menara masjid dan pendopo Kesultanan Banten.

Baca juga: Hari Batik Nasional 2020, Warisan Budaya Hidup Jika Dilestarikan

Kemudian, motif Paseban, yakni tempat menghadap Sultan atau motif Kawunganten yang bermakna tempat, tata ruang perstirahatan ibunda sultan di lingkungan istana.

"Batik Banten sangat istimewa, punya filosofi, ragam motifnya juga diambil dari artefak, benda-benda Kesultanan Banten hasil ekskavasi para arkeolog," kata Assriana Kennadiani yang merupakan putri dari Uke Kurniawan, saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (2/10/2020).

Assriana atau yang disapa Nadia menjelaskan bahwa batik Banten yang dibuat Ayahnya berawal dari keinginan menciptakan motif dari kearifan lokal.

Pada 2003, Uke mulai membuat 7 motif batik Banten dari ragam hias benda kuno yang ditransformasi ke media kain katun dan sutra.

"Batik Banten juga sebagai sebuah rekontruksi sejarah yang dapat bercerita tentang kekhasan budaya Banten. Itu yang membuat istimewa dan beda," ujar Nadia.

Baca juga: Mengenal Batik, Wastra Indonesia yang Diakui Dunia

Selain itu, perbedaan lainnya yakni warna batik Banten cenderung berwarna lembut yang menunjukkan karakter orang Banten.

Karakter orang Banten memiliki cita-cita, ide, kemauan, dan temperamental yang cenderung tinggi.

Namun, dalam pembawaannya selalu sederhana.

"Kalau sekarang, konsumen bisa minta warna cerah atau gelap, tergantung seleranya masing-masing," kata Nadia.

Berkat kekhasan dan keunikan motif tersebut, para pelancong dari sejumlah negara seperti Jepang, Thailand, China, Malaysia dan Korea menyukai bahkan belajar membuat batik Banten.

"Kalau yang berminat sudah semua daerah, dari luar juga banyak yang ke sini (Galeri Batik Banten) buat oleh-oleh, juga belajar membatik," ucap Nadia.

Nadia yang merupakan anak pertama Uke itu mendapat pesan sebelum Ayahnya meninggal.

Uke berharap Nadia dapat meneruskan usaha dan mengurus batik Banten, bahkan menciptakan motif-motif baru.

"Sebenarnya sudah punya dua motif. Tapi belum berani ditampilkan, belum pede, karena harus ngerti juga filosofinya, tidak sembarangan," kata Nadia.

Dia berharap, momentum Hari Batik Nasional dapat menambah rasa cinta banyak orang kepada batik sebagai warisan para leluhur.

"Semoga genarasi muda saat ini lebih mengenal lagi, lebih melestarikan lagi, lebih mencintai lagi batik, terutama batik Banten," tandas Nadia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com