"Kita mulai dari hal-hal sederhana, diharapkan dapat membantu korban perlahan-lahan melupakan traumanya dan dapat tumbuh tanpa rasa takut," kata Ida menjelaskan.
Selama kegiatan berlangsung, tampak jelas senyum sumringah yang muncul dari wajah para korban.
Hanya saja, beberapa anak yang mengalami trauma dalam kategori berat terlihat masih sulit untuk berinteraksi secara aktif dan cenderung lebih pendiam daripada yang lain.
Meskipun begitu, anak-anak tetap antusias jika agenda ini dilakukan setiap minggu, tutup Zubaida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.