Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pasien Jantung yang Terus Diselamatkan di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 28/08/2020, 17:01 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Sebuah ruangan dengan nuansa biru di Lantai II RSUD Ir Soekarno Kepulauan Bangka Belitung terlihat ramai.

Para petugas medis bersiap dengan peralatan masing-masing.

Ruangan yang disebut Cathlab tersebut merupakan ruangan operasi khusus jantung. Hari itu, seorang pasien akan menjalani operasi kateterisasi jantung.

Baca juga: Ketua DPRD Bangka Belitung Siap Mundur dari Jabatan

Petugas medis mengenakan seragam lengkap berwarna hijau, dilapisi rompi tebal anti radiasi.

Tak lupa mereka juga menggunakan masker dan pelindung wajah (face shield).

Di tengah pandemi Covid-19, aktivitas operasi jantung di Cathlab rumah sakit milik provinsi tersebut tak pernah surut. Pasien datang silih berganti dari berbagai penjuru daerah.

Setiap aktivitas tersebut selalu menerapkan protokol kesehatan. Baru kemudian operasi dilakukan.

"Tindakan terhadap pasien jantung tetap berjalan meskipun pandemi Covid-19. Tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan," kata dokter spesialis Jantung Surya Hafidiansyah Putra saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: Kasus Pengambilan Jenazah Covid-19 di Batam, 1 Orang Jadi Tersangka

Pada Rabu kemarin, tindakan operasi dilakukan terhadap seorang pasien wanita berinisial Z yang telah berumur 60 tahun.

Pasien asal Koba, Bangka Tengah, itu dilakukan operasi dengan teknik non-bedah.

Berselang tiga jam lamanya, satu buah ring jantung akhirnya terpasang pada pembuluh darah pasien.

"Alhamdulillah akhirnya dipasang satu ring jantung di pembuluh darah kanan dan pasien dalam kondisi stabil. Semua tindakan ditanggung BPJS Kesehatan," ujar Surya.

Dia pun memperlihatkan gambar layar monitor yang merekam kondisi pembuluh darah pasien sebelum dan sesudah dipasang ring jantung.

Pemasangan ring dilakukan karena pasien kerap merasa nyeri di bagian dada. Ini dipicu penyumbatan dan gejala hipertensi.

Setelah operasi dilaksanakan, pasien bisa langsung pulang ke rumah atau mejalani rawat inap sesuai kondisi yang dialami.

Untuk menikmati layanan medis canggih, misalnya operasi jantung di ruangan cathlab, pasien memang tak perlu lagi memikirkan soal biaya.


Sejak dibuka pada 2018, pihak rumah sakit telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Dengan begitu, pasien biaya mandiri maupun anggota BPJS Kesehatan tidak perlu lagi dirujuk ke luar provinsi. Hasilnya, pasien bisa menghemat waktu dan biaya.

Menurut Surya, tindakan operasi jantung merupakan layanan medis berbiaya mahal. Keseluruhan biaya untuk setiap kali operasi bisa mencapai Rp 50 juta.

Namun, karena ditanggung BPJS Kesehatan, nominal yang cukup besar tersebut tak lagi menghantui pasien.

Pemegang kartu BPJS Kesehatan tinggal datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan, kemudian dilakukan pengobatan.

"Sangat terbantu masyarakat dengan BPJS ini," ujar Surya.

Penurunan jumlah pasien

Adapun pada fase awal pandemi Covid-19, terhitung April sampai Juni 2020, sempat terjadi penurunan jumlah pasien.

Pihak rumah sakit hanya memprioritaskan pasien dalam kondisi gawat darurat. Pada periode tersebut hanya dilayani 5 sampai 10 pasien per bulan.

Selanjutnya, sejak Juli 2020, ketika new normal diterapkan dan masyarakat mulai paham dengan protokol kesehatan, layanan jantung kembali ramai.

"Bisa rata-rata 30 pasien setiap bulannya," ujar Surya.

Salah seorang keluarga pasien, Nada, mengaku terbantu dengan layanan BPJS Kesehatan.

Orangtua laki-lakinya pernah menjalani operasi jantung dengan pemasangan dua ring sekaligus.

"Bapak dulunya perokok. Keluhannya tubuh terasa berat dan ternyata ada penyumbatan sehingga operasi," kata Nada yang merupakan warga Gunung Muda, Belinyu, Bangka.

Sang Ayah, Nadim yang telah berusia 61 tahun, menurut Nada, menjalani operasi dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

Operasi berjalan lancar dan pasien bisa pulang di hari yang sama.

"Setelah operasi, Bapak merasa baikan. Semuanya juga sudah ditanggung BPJS Kesehatan," ujar Nada.

 

Tanggungan jaminan kesehatan tak terpengaruh pandemi

Sementara itu, Kepala Bidang SDM, Umum dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Pangkalpinang Galih Mardi Ismiansyah mengatakan, layanan jantung masuk dalam daftar sepuluh besar penyakit yang diderita warga di Kepulauan Bangka Belitung.

Pihaknya mencatat, pada 2019, khusus jantung terdapat sebanyak 5.400 kasus rawat inap dengan nominal Rp19,4 miliar.

Sementara hingga Juli 2020 tercatat 1.599 kasus dengan nominal Rp 5,6 miliar.

Sedangkan untuk rawat jalan selama 2019 sebanyak 33.837 kasus dengan nominal Rp 7,1 miliar. Kemudian, hingga Juli 2020 sebanyak 12.236 kasus dengan nominal Rp2,6 miliar.

"Tanggungan kami bayarkan ke rumah sakit. Selanjutnya mereka yang merinci untuk operasi dan insentif tenaga medis," ujar Galih di kantornya.

Galih memastikan, seluruh proses medis peserta BPJS Kesehatan tetap berjalan meskipun pandemi Covid-19.

Selain tindakan operasi jantung, juga ada layanan hemodialisis (cuci darah) yang sifatnya penting atau tidak bisa terhenti meskipun pandemi.

Protokol kesehatan juga diberlakukan di kantor BPJS Kesehatan.

Ruang tunggu disediakan di dalam dan di halaman kantor, sehingga mencegah terjadinya penumpukan saat antrean.

Di samping itu, setiap pengunjung maupun karyawan diwajibkan menggunakan masker, cuci tangan dan cek suhu tubuh.

Untuk semua program layanan BPJS Kesehatan mengacu sepenuhnya pada Perpres 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

"Saat ini telah ada aplikasi mobile JKN-KIS. Ini memudahkan masyarakat, karena bisa dimonitor dari ponsel ketersediaan tenaga medis termasuk ruang rawat inap," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com