Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kades Mengamuk dan Buang Daging Bantuan yang Busuk ke Jalan: Warga Saya Sakit dan Muntah-muntah

Kompas.com - 14/08/2020, 06:16 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Seorang kepala desa (kades) di Tuban, Jawa Timur, bernama Arif Rahman Hakim mengamuk lantaran mengetahui warganya sakit dan muntah-muntah akibat mengonsumsi daging busuk.

Ironisnya, daging itu merupakan daging pemberian dari program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

Tak hanya mendatangi lokasi penyalur bantuan, Arif juga mengamuk dan langsung membuang daging-daging busuk yang hendak disalurkan.

Baca juga: Warganya Sakit Makan Daging Busuk BPNT, Kepala Desa Ngamuk Buang Daging di Jalan

Berawal warganya muntah-muntah

Ilustrasi daging ayamshutterstock Ilustrasi daging ayam
Betapa kagetnya Arif, Kepala Desa Socorejo, mengetahui bahwa daging bantuan yang diterima salah satu warga Desa Socorejo dalam kondisi busuk dan berbau tidak sedap.

Hal itu ia ketahui bermula dari laporan warganya.

"Itu warga saya, suaminya Ibu Rami, saya lupa namanya, kan sampai sakit dan muntah-muntah setelah makan daging dari BPNT," ujar Arif, Kamis (13/8/2020).

Sakit perut usai menyantap daging busuk bantuan, warga pun melaporkan kepada kepala desa mereka.

Baca juga: Kisah Zainuddin, Uang Tabungan 8 Tahun Dikuras Penipu dalam Hitungan Menit, Tersisa Rp 124.558

Ilustrasi daging ayam KOMPAS/SIWI NURBIAJANTI Ilustrasi daging ayam

Datangi lokasi dan buang daging

Merasa geram lantaran warganya mendapatkan bantuan daging busuk, Arif mendatangi agen penyalur bahan pokok program BPNT.

Ia semakin terkejut karena mendapati beberapa bungkusan daging ayam mulai membusuk di lokasi itu.

Arif marah dan langsung membuang daging-daging busuk itu ke jalan.

Daging-daging beraroma tak sedap itu sedianya akan dibagikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT.

Baca juga: Beras Bulog untuk BPNT Akan Disalurkan Awal 2020

Minta supplier tak main-main dengan bantuan pemerintah

Arif menyayangkan bantuan tak layak itu akan disalurkan pada warga yang kurang mampu.

Ia meminta agen dan penyalur tak main-main dengan program bantuan pemerintah.

Warga, kata dia, tak bisa berbuat banyak walaupun bantuan yang mereka terima tak layak.

Akibatnya, mereka menerima daging busuk itu dan muntah-muntah usai mengonsumsinya.

Baca juga: Warga yang Makan Daging Busuk BPNT Muntah-muntah

 

Ilustrasi daging ayam.pixabay.com/byrev Ilustrasi daging ayam.
Supplier dievaluasi

Agen penyalur bahan pokok program BPNT di Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Mabrur mengatakan, pihaknya tidak bisa mengontrol kualitas barang atau bahan pokok.

Agen, kata dia, hanya tempat menyalurkan barang maupun bahan pokok secara langsung pada KPM program BPNT.

Sedangkan barang-barang yang akan disalurkan ke KPM itu dibelanjakan dan dikirim dari suplier.

Ia mengakui, kualitas daging kemarin terlihat dioplos oleh supplier. Ada yang berkualitas baik, tetapi ada yang jelek.

"Adanya yang dikirim seperti itu, kami bagikan apa adanya, kami hanya menyalurkan kok," kata dia.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Anggota DPRD Laporkan Anak Gadis ke Polisi | Bupati Agam hingga Jerinx Jadi Tersangka

Merespons hal tersebut, Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tuban Joko Sarwono memastikan daging-daging tersebut telah diganti daging baru dan mengevaluasi supplier.

"Pagi ini sudah diganti yang baru dan sudah diterimakan ke KPM," ujar dia.

Joko tetap akan memanggil pihak-pihak yang terlibat dalam penyaluran program BPNT, termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Ronggolawe Sukses Mandiri sebagai supplier tunggal program BPNT di Kabupaten Tuban.

"Walaupun barangnya sudah diganti, tapi tidak menggugurkan tanggung jawab, kami akan tetap mengevaluasi dan memberikan surat peringatan, serta bisa sampai pemutusan hubungan kerja," terang dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Tuban, Hamim | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com