Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis dan Teriakan Warga Sumba Saat 22 Rumah Adat Hangus Terbakar

Kompas.com - 11/08/2020, 09:14 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

WAIKABUBAK, KOMPAS.com - Sebanyak 22 unit rumah adat di Kampung Adat Situs Deke, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, NTT, hangus terbakar, Senin (10/8/2020).

Dari video yang dikirimkan Camat Lamboya, Daud Eda Bora, tampak asap membumbung tinggi ke langit.

Puluhan warga hanya bisa melihat dari kejauhan rumah mereka hangus dilalap api.

Baca juga: 22 Rumah di Kampung Adat Sumba Barat Hangus Terbakar

Terdengar suara teriakan dan tangisan dari seorang wanita. Dari kejauhan juga terdengar suara letupan kebakaran.

Dari video kedua yang dikirimkan, tampak api sudah membakar habis rumah adat warga.

Baca juga: Sumber Api yang Hanguskan 22 Rumat Adat Sumba Barat Berasal dari Rumah yang Tak Dihuni

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Barat, Yanis Lubalu mengatakan, bantuan yang diberikan BPBD Sumba Barat terhadap 21 KK masih terbatas.

Bantuan itu berupa beras, mi instan, terpal, dan tikar.

“Kalau lihat dari kondisi tadi malam, mungkin karena panik. Jadi apa yang bisa dibawa waktu lari, ya itu yang dibawa. Selain itu ludes terbakar,” kata Yanis kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (11/8/2020) pagi.

Sementara itu, Camat Lamboya, Daud Eda Bora yang dihubungi secara terpisah mengatakan, dirinya berada di dekat lokasi kebakaran saat api masih berkobar.

“Sempat ada usaha untuk memadam, tetapi karena satu mobil tangki saja tidak bisa mencukupi. Karena kobaran api semakin meluas,” papar Daud.

Mobil tangki terpaksa memadamkan api dari luar area kampung. Hal ini disebabkan oleh penataan kampung yang tertutup pagar batu.

 

“Karena rumah adat Sumba kan ada pagar batunya begitu. Ada lorong masuk, tetapi sempit. Tidak bisa dilewati mobil,” ungkap Daud.

Saat kebakaran terjadi, ibu-ibu menangis meratapi kampungnya dari kejauhan sambil menggendong anak mereka yang masih kecil.

“Menangis karena memikirkan harta benda yang tidak bisa diselamatkan,” kata Daud.

Api begitu cepat merambat karena antar rumah berjarak kurang lebih 1 meter, serta bahan bangunan yang terbuat dari kayu. 

21 keluarga yang terdampak saat ini mengungsi ke rumah keluarga di luar kampung.

“Mereka sangat membutuhkan bantuan,” ujar Daud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com