PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Seorang penambang timah inkonvensional di Desa Mekar, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, ditemukan tewas dengan sejumlah bekas gigitan buaya.
Korban bernama Saad berjenis kelamin laki-laki. Sehari sebelumnya, Saad dinyatakan hilang saat mencuci pasir timah di bantaran sungai Desa Mekar.
"Benar telah ditemukan dalam kondisi mengambang sekitar 50 meter dari lokasi kejadian," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, Fazzli dalam keterangan tertulis, Senin (10/8/2020).
Baca juga: 4 Kisah Buaya Seret Tubuh Warga, Anak Istri Menjerit-jerit dan Selamat dengan Luka Robekan
Fazzli menuturkan, korban diduga diterkam buaya karena terdapat luka di bagian kaki dan punggung. Selain itu, saksi atas nama Very, juga melaporkan telah melihat korban diseret buaya.
"Ditemukan pada pukul 9.15 WIB dalam keadaan meninggal dunia, kemudian dievakuasi ke RSUD Beltim," ujar Fazzli.
Sebelumnya, upaya pencarian telah dilakukan dengan menyisir semak belukar di pinggir sungai dan menyusuri alur sungai menggunakan perahu karet dengan melibatkan tim gabungan.
"Pencarian tersebut dimulai dari pukul 07.00 WIB tadi pagi hingga pukul 9.15 korban ditemukan," ungkapnya.
Atas insiden tersebut, pihak kantor SAR telah mengeluarkan peringatan pada warga sekitar untuk berhati-hati saat beraktivitas di kawasan sungai.
Serangan buaya terhadap manusia telah beberapa kali terjadi di Belitung Timur.
Pada 17 Juni 2019 seorang nelayan tewas tenggelam setelah diseret buaya di Desa Selinsing, Belitung Timur.
Ketika itu, korban diserang saat menceburkan diri ke muara sungai untuk membersihkan bagian belakang perahu sore hari.
Aktivis Animal Lovers Bangka Belitung Island (Alobi), Valentino mengatakan, serangan buaya terhadap manusia bagian dari konflik yang kerap berulang.
Ini terjadi karena aktivitas masyarakat yang menyasar hingga kawasan yang menjadi habitat buaya.
"Banyak kasus serangan ini. Habitat yang terganggu membuat buaya bersentuhan dengan manusia," bebernya.
Baca juga: Korban dan Buaya Sempat Muncul ke Permukaan Air, lalu Masuk Kembali dan Menghilang
Pemerintah pun diharapkan secara tegas melindungi kawasan hutan dan perairan agar hewan predator memiliki persediaan yang cukup untuk mangsa alaminya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.