Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2020, 08:19 WIB

BORONG, KOMPAS.com - Anastasia Mbela (52), warga Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, ditinggal sang suami sejak tahun 2008 silam. 

Sejak merantau, sang suami, tidak pernah memberi kabar, apalagi untuk mengirim uang untuk biaya hidup anak-anak. 

Anastasia dan suami memiliki 4 orang anak yakni 2 laki dan 2 perempuan.

Sejak suami merantau, Anastasia membesarkan keempat anak itu secara mandiri. Ia jadi tulang punggung ekonomi keluarga.

Anastasia menuturkan, untuk menghidupkan anak-anak, ia bekerja serabutan. Ia sering jadi buruh kasar di kebun orang dan masak di kantor pemerintah. 

Baca juga: Cekcok Berujung Maut, Kakek 71 Tahun Tewas Dipukul Balok Kayu oleh Anaknya

Dari pekerjaan itu, ia mendapat upah sebesar Rp 35.000 per hari.

Tetapi, kerja menjadi buruh itu tidak stabil. Kadang ada yang orang pakai jasanya, kadang pula tidak.

Ketika tidak ada orang yang memintanya untuk kerja, Anastasia mengisi waktu dengan mencari kayu mentah di kebun yang letaknya tidak jauh dari rumah. 

Kayu mentah itu di bawanya ke rumah, lalu dipotong sesuai ukuran, dikupas kulitnya, dan dijemur.

Saat kering, kayu itu diikat dan diletakan di atas tenda yang ada di depan rumah. 

Kayu yang dijualnya jarang dibeli lantaran letaknya cukup jauh dari jalan raya dan pemukiman warga.

Akses menuju rumah Anastasia pun masih jalan tanah. 

“Satu bulan hasil jual kayu tidak sampai Rp 100.000. Paling tinggi itu Rp 50.000. Uang itu saya gunakan untuk beli beras dan minyak tanah,” tutur Anastasia, kepada Kompas.com, di halaman rumahnya, Rabu (5/6/2020). 

Anastasia mengatakan, uang hasil kerjanya sebenarnya sangat tidak cukup untuk biaya hidup keluarganya.

Ia berusaha dengan segala cara mengatur uang hasil kerja untuk membeli kebutuhan rumah dan uang sekolah salah satu anaknya.

Sering kali keluarganya mengalami ketiadaan beras untuk makan.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Ponorogo Capai 208 Orang, Sebagian Besar dari Klaster Pemudik

Beruntungnya, di setiap saat susah, selalu saja ada tetangga yang peduli dengan keadaan mereka dengan menyumbang beras. 

Tahun 2020 ini, anaknya yang keempat sudah masuk sekolah menengah atas. Tentu, tanggung jawabnya semakin bertambah, tetapi pemasukan tidak meningkat. 

Meski dengan segala kekurangan, Anastasia tetap ingin anaknya yang bungsu itu harus sekolah sampai selesai.

Karena, dari keempat anaknya, hanya satu yang sekolah. 

“Kalau untuk uang sekolah mungkin bisa ditalang dengan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP). Yang saya pikir ini, uang untuk belanja kebutuhan sekolah seperti beli dan foto kopi buku. Tetapi, itu bukan halangan. Saya akan usaha agar anak ini harus tamat SMA,” kata Anastasia.

Hidup tanpa listrik dan air bersih

Meski Anastasia dan anak-anaknya tinggal di kelurahan yang ada di Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur, rumahnya belum juga teraliri listrik negara dan air minum bersih. 

Anastasia mengungkapkan, kondisi itu tentu bukan karena diabaikan pemerintah.

Lagi-lagi soal uang. Untuk makan saja mereka susah.

Apalagi, mau pasang meteran listrik dan air minum yang butuh dana jutaan rupiah. 

Ia menceritakan, sudah puluhan tahun hidup tanpa listrik. Malam hari, mereka mengandalkan lampu pelita untuk penerangan rumah.

Baca juga: 2 Penumpang Pesawat Positif Covid-19, Bagaimana Proses Pemeriksaan di Bandara Juanda Surabaya?

Sering juga mereka hidup tanpa terang di malam hari. Itu teruatama saat minyak tanah habis. 

“Kalau minyak tanah habis, ya, malam hari saat makan, kami makan dekat api saja supaya terang. Setelah itu, tidur sampai pagi gelap terus,” ungkap Anastasia. 

Anastasia melanjutkan, untuk air minum, mereka harus menimba air kali yang letaknya sekitar 2 kilometer dari rumah.

Kadang-kadang juga mereka menimba air di rumah tetangga yang berbaik hati.

Ia bersama anaknya tetap bermimpi, suatu saat nanti, rumah bisa teraliri listrik negara dan mengakses air minum bersih.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Regional
Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Regional
Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Regional
Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Regional
Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Regional
Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Regional
Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Regional
Sekdaprov Jabar Sebut Sampah Bisa Dikelola untuk Pengembangan Ekonomi Rakyat

Sekdaprov Jabar Sebut Sampah Bisa Dikelola untuk Pengembangan Ekonomi Rakyat

Regional
Walkot Bobby Minta Revitalisasi Gedung Warenhuis Tak Hilangkan Nilai Sejarah

Walkot Bobby Minta Revitalisasi Gedung Warenhuis Tak Hilangkan Nilai Sejarah

Regional
Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Regional
Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Regional
Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Regional
Danny Pomanto Bersama Brigjen TNI Amir Kasman Lepas Peserta City Parade MNEK 2023

Danny Pomanto Bersama Brigjen TNI Amir Kasman Lepas Peserta City Parade MNEK 2023

Regional
Kang Emil Dorong Lembaga Penyiaran di Jabar Adaptif Terhadap Disrupsi Digital

Kang Emil Dorong Lembaga Penyiaran di Jabar Adaptif Terhadap Disrupsi Digital

Regional
Tangsel Raih Dua Penghargaan di BKN Award, Walkot Benyamin Minta ASN Tidak Berpuas Diri

Tangsel Raih Dua Penghargaan di BKN Award, Walkot Benyamin Minta ASN Tidak Berpuas Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com