SINJAI, KOMPAS.com - Nasib pilu dialami Tuo (42) dan Becce (40), warga Desa Lembang Lohe, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Umur kakak adik itu sudah tua, tetapi masih bersikap seperti anak kecil. Keduanya juga tidak bisa berbicara dan berjalan sejak lahir.
Tuo dan Becce hidup bertiga dengan ayahnya, Musen (65), di rumah yang berdinding papan kayu.
Baca juga: Kisah Pilu Puji, Antar Penumpang Ojek yang Mengaku Intel, Menangis Motornya Dibawa Kabur
Mereka tinggal dalam kawasan perkebunan. Rumah mereka berjarak 40 kilometer dari Kota Sinjai. Jalanan menuju rumah mereka juga belum diaspal.
Ketika memasuki rumahnya, terdapat kursi plastik, dapur, serta kamar Tuo dan Becce.
Dalam kamar dua orang itu ada ayunan. Di tempat itulah hari-hari keduanya dihabiskan.
Bahkan, kamar itu digunakan keduanya untuk buang air besar, buang air kecil, dan mandi.
Sejak istrinya meninggal dunia enam tahun lalu, Musen berperan penting dalam kehidupan kedua putrinya.
Meski umur Musen sudah tua dan tak bisa bekerja berat, tetapi ada pilihan lain. Dia harus bekerja di kebun untuk menghidupi dua anaknya tersebut.
Baca juga: Kisah Pilu Aisyah Terbaring 15 Tahun, Bermula Pingsan Saat Hajatan, Disebut Diikuti Nenek Tua
Musen sebenarnya mempunyai 12 anak. Empat orang meninggal dunia dan enam lainnya sudah berkeluarga. Kondisi enam anaknya itu normal.
Kepala Puskesmas Mannanti, Mukhtar, mengatakan, sebelum bekerja, Musen harus menyiapkan makanan untuk dua anaknya terlebih dahulu.
"Jadi kalau sudah pergi ayahnya bekerja, turunlah Tuo dan Becce makan. Setelah makan baru naik lagi di ayunan," kata Mukhtar saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (30/7/2020).