Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Covid-19 Saat Bukaan 8, Cerita Para Ibu Saat Melahirkan di Tengah Pandemi

Kompas.com - 22/07/2020, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

Ardian mengatakan, seperti yang diarahkan Kementerian Kesehatan, pemeriksaan kehamilan harus dilakukan minimal enam kali agar deteksi dini risiko kehamilan bisa berjalan.

"Misalkan pasien karena jarang kontrol tidak diketahui tensinya naik karena preeklampsia," katanya.

Baca juga: Teringat Anak dan Takut Biaya RS, Ibu Positif Covid-19 yang Baru Saja Melahirkan Kabur Hendak Naik Ojek

Ibu hamil lebih rentan

Dokter kandungan lain, Ulul Albab, yang merupakan Sekjen POGI Jakarta (Jaya), menjelaskan kondisi ibu hamil yang disebutnya lebih mudah tertular covid-19 karena sistem imun mereka yang lebih rentan.

Menurut data POGI Jakarta, 13,7 persen perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19 dibandingkan mereka yang tak hamil.

Ulul mengatakan hingga minggu kedua Juli, setidaknya ada 97 perempuan yang hamil dalam status positif Covid-19 di Jakarta dan satu orang meninggal.

Melihat risiko penularan yang ada, Ulul menyarankan para perempuan menunda kehamilan selama pandemi.

Baca juga: Kronologi Pasien Covid-19 Kabur dari RSSA Malang, Habis Melahirkan 2 Hari Sebelumnya

Sementara itu, pemisahan ibu yang melahirkan dengan status negatif Covid-19 dan positif Covid-19, juga semestinya dilakukan, ujar Ulul.

Dokter kandungan lain, Ulul Albab, yang merupakan Sekjen POGI Jakarta (Jaya), menjelaskan kondisi ibu hamil yang lebih mudah tertular covid-19 karena sistem imun mereka yang lebih rentan.

Ia meminta pemerintah menyediakan layanan khusus untuk mereka yang hamil dalam status positif Covid-19.

"Sampai sekarang belum ada RS rujukan yang memang khusus melayani ibu hamil yang terkonfirmasi positif. Kenapa kita perlu? Karena ada dua yang kita tangani, yakni ibu dan anaknya.

Baca juga: Agar Jera, Izin Praktik Bidan yang Biarkan Seorang Ibu Melahirkan di Depan Rumah Dicabut

"Sementara rumah sakit yang memiliki ruang operasi bertekanan negatif, sebagai syarat melakukan operasi pasien Covid-19, kan terbatas jumlahnya. Jadi penunjukkan khusus itu perlu," kata Ulul.

Di Surabaya, jumlah persalinan per bulan mencapai sekitar 3000an dan berdasarkan asumsi POGI Surabaya, 10-20% dari mereka terinfeksi virus corona, ujar Muhammad Ardian.

Tes Covid-19 seminggu sebelum lahiran

Ilustrasi rapid test Covid-19. SHUTTERSTOCK Ilustrasi rapid test Covid-19.
Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Erna Mulati mengatakan sejauh ini, ibu hamil yang terinfeksi corona, diperlakukan layaknya pasien Covid-19 biasa, dan diarahkan untuk melahirkan di rumah sakit rujukan covid-19.

"Kita memperkuat fasilitas kesehatan terkait penggunaan Alat Pelindung Diri untuk mencegah penularan virus corona dalam proses melahirkan." ujar Erna.

Ia menambahkan ibu hamil perlu menjaga kesehatan selama kehamilan selama pandemi.

"Kan dilakukan skrining oleh dokter, kita harap dokter memberi nasihat-nasihat. Selama ibu hamil menjalankan apa yang di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA yang diterbitkan Kemenkes), Insya Allah nggak ada apa-apa, nggak ada masalah," katanya,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com