KOMPAS.com- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempertanyakan penyematan status zona hitam pada Kota Solo, Jawa Tengah.
Ganjar tak setuju jika penyebutan zona hitam didasarkan pada lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi di Kota Solo.
"Kan sudah kita kontrol. Kok masih banyak yang bilang (Solo) zona hitam?" ujar Ganjar geram.
Baca juga: Sederet Fakta Lengkap Solo Zona Hitam Corona...
Sebelum hari Minggu, pasien yang dirawat karena Covid-19 di Solo berjumlah 4 orang, namun angka tersebut melonjak lebih dari lima kali lipat, menjadi 22 orang yang harus dirawat.
Tambahan 18 orang itu, 15 di antaranya berasal dari klaster tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Moewardi yang merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru Universitas Sebelas Maret (UNS).
Kemudian tiga orang lainnya adalah warga non-nakes.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, seperti dikutip dari TribunSolo.com, menyebut Solo sudah menjadi zona hitam lantaran lonjakan kasus tersebut.
Baca juga: Ganjar Geram Solo Disebut Zona Hitam: Yang Hitam Itu Bajumu!