Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Pimpinan RS di Surabaya, Risma Tampung Keluhan Penanganan Pasien Covid-19

Kompas.com - 01/07/2020, 20:31 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertemu sejumlah direktur rumah sakit, kepala puskesmas, dan camat seluruh Surabaya di Halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (1/7/2020).

Hadir pula dalam pertemuan itu, staf khusus Menteri Kesehatan (Menkes) Daniel Tjen, Jajang Edi Priyatno, dan Alexander Kaliaga Ginting.

Dalam pertemuan itu, Risma mengajak para direktur rumah sakit berdiskusi perihal penanganan pasien Covid-19.

Risma memberikan secara kertas kepada para direktur rumah sakit. Ia meminta para pimpinan rumah sakit menuliskan kebutuhan dan kendala dalam menangani pasien Covid-19.

"Mohon bapak ibu, kertasnya diisi nggih. Apapun yang menjadi keluhan panjenengan sedoyo (anda semua), kita sama-sama berjuang pada kondisi saat ini," kata Risma di Balai Kota Surabaya.

Baca juga: RSUD Soetomo Surabaya Penuh, Ini Solusi yang Ditawarkan Risma

Risma mengaku telah berjuang sekuat tenaga memutus pandemi virus corona baru atau Covid-19 di Surabaya. Sejumlah intervensi dilakukan untuk menekan jumlah kasus positif.

Hal itu terlihat dari upaya tracing, pemberian makanan tambahan, dan pembuatan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

Dalam kesempatan itu, Risma juga meminta para camat menyampaikan suka duka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Sebab, Risma sering mendengar cerita petugas kecamatan kesulitan menemui warga yang positif Covid-19 di rumah mereka.

"Saat ditemui oleh petugas ke rumah warga yang positif, sebagian warga menolak. Tapi kita harus memaksakan mereka untuk mau diisolasi. Sebenarnya bukan warga yang mengucilkan, tapi mereka (pasien) yang malu," ungkap Risma.

Tidak hanya itu, Risma juga memaparkan instruksi Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto untuk menekan angka kematian di Surabaya.

Untuk itu, ia bersedia membantu peralatan ke rumah sakit termasuk alat pelindung diri (APD).

 

Bahkan, pihak Kemenkes juga bersedia membantu kebutuhan rumah sakit.

"Alhamdulillah, tadi disampaikan Staf khusus Kemenkes akan dibantu untuk peralatan itu. Artinya mungkin dengan peralatan itu kita bisa mengurangi lagi angka kematian. Saat ini hampir 90 persen angka kematian pasien Covid-19 disertai dengan penyakit penyerta," ujar Risma.

Setelah pertemuan dengan direktur RS, Risma mengaku akan ada pembahasan dengan staf khusus Kemenkes untuk memerinci kebutuhan rumah sakit di Surabaya.

Misalnya, membuat ruangan tekanan negatif hingga menyiapkan laboratorium.

"Tapi kita akan terus berinovasi dan membuat terobosan mengingat untuk membuat satu lab saja dibutuhkan sekitar 600 juta. Tetapi, yang disampaikan beliau kita butuh ruang isolasi dahulu," ujar Risma.

Baca juga: Ketua DPRD Surabaya: Bu Risma Bersujud Menghormati Tenaga Medis

Sementara itu, Staf Khusus Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan Kemenkes, Alexander Ginting mengungkapkan, pedoman, pencegahan, dan pengendalian Covid-19 akan kembali direvisi.

Pedoman baru itu akan diterbitkan pada Juli 2020.

"Saat ini sudah tahap revisi akhir," kata dia.

Dalam revisi terbaru itu, klaim penggantian biaya perawatan pasien Covid-19 akan dijelaskan secara rinci.

Selain itu, penggantian istilah juga akan dilakukan. Salah satunya tidak digunakannya istilah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

"Kita pakai istilah suspect, probable, confirmed. Jadi mereka nanti dengan gejala dan PCR-nya positif masuk confirmed. Kalau PCR-nya belum positif, maka masuk probable. Mereka yang close contact bisa dengan gejala atau tidak, masuk suspect," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com