Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Driver Ojol di Surabaya Bisa Berhati-hati Mengantar ke Gang Bertanda Merah"

Kompas.com - 18/06/2020, 05:45 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Data alamat pasien Covid-19 di Surabaya kini dapat diketahui oleh masyarakat.

Data yang bisa diakses di laman lawancovid-19.surabaya.go.id tersebut menunjukkan jalan atau gang rumah pasien, bukan alamat secara detail.

Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser mengatakan, peta sebaran Covid-19 ini pun bermanfaat bagi para driver ojek online di Surabaya.

Baca juga: Kisruh Bantuan Mobil PCR, Saling Klaim dan Amukan Risma, Ini Akhir Ceritanya

Pemkot berkoordinasi dengan ojol

Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang. Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang.
Salah satu pihak dengan mobilitas tinggi adalah para driver ojol.

Dibukanya data sebaran pasien Covid-19 bisa membuat mereka meningkatkan kewaspadaan.

Dalam peta sebaran di Surabaya itu, terdapat empat kode.

Jika suatu gang terdapat pasien terkonfirmasi Covid-19 maka akan ada tanda warna merah.

Warna hijau tua menunjukkan pernah ada pasien Covid-19 di tempat itu namun saat ini telah sembuh atau meninggal.

Sedangkan, jika tak ada sama sekali pasien Covid-19, akan ada warna hijau muda.

"Sedangkan warna biru menunjukkan di wilayah tersebut sudah dilakukan rapid test atau tes swab massal," kata Fikser.

Fikser meminta pihak ojek online memantau peta sebaran tersebut.

"Para driver ojek online ini bisa lebih hati-hati ketika harus mengantarkan orang atau barang ke gang-gang yang ada tanda merahnya," ujar dia.

Baca juga: Mengupas Zona Hitam Surabaya, Kasus Meningkat dan Apresiasi Doni Monardo

Ilustrasi Covid-19Shutterstock Ilustrasi Covid-19

Data dibuka, sudah pertimbangkan psikologis warga

Fikser menegaskan, dibukanya data peta alamat pasien Covid-19 telah mempertimbangkan kondisi psikologis warga.

Jika di awal pandemi, warga cenderung panik ketika mengetahui denah persebaran pasien Covid-19, kini mereka dinilai lebih tenang.

"Beda dengan dulu di awal-awal ada kasus. Kalau dulu kita buka petanya seperti ini, bisa panik semua warga," kata dia.

Menurut dia, kepanikan akan berujung pada menurunnya sistem imunitas.

Namun kini, tak hanya lebih tenang, warga juga diharapkan bisa saling menjaga anggota keluarga hingga warga lainnya.

Mereka bisa meningkatkan kewaspadaan dan berpartisipasi dalam mencegah penularan Covid-19.

"Pemkot tidak bisa sendiri mengatasi ini, tapi kita harus bergandeng tangan memerangi pandemi ini," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya: Ghinan Salman | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com