Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Teguh dan Tagihan Listrik Rp 20 Juta, Awalnya Kecewa, Berakhir Rela

Kompas.com - 12/06/2020, 11:38 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Teguh Wuryanto (56), seorang pemilik bengkel di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Malang, Jawa Timur terkejut melihat tagihan listrik bengkelnya.

Teguh mengatakan, tagihan listrik naik 20 kali lipat di bulan Mei menjadi Rp 20.158.686, 00 (Dua puluh juta seratus lima puluh delapan ribu enam ratus delapan puluh enam rupiah).

Meski sempat kecewa dan mempertanyakan dasar tagihannya, Teguh akhirnya ikhlas membayar dengan sistem cicilan.

"Saya sudah ikhlas mas, tidak ada dendam sama sekali di hati saya, ikhlas demi kebaikan bersama," kata dia, Kamis (11/06/2020).

Baca juga: Lonjakan Tagihan Listrik, Anggota Komisi VI Minta PLN Jelaskan Rincian Penyesuaian Tagihan Ke Masyarakat

Berawal penggantian meteran listrik

Ilustrasi listrik PLNdok PLN Ilustrasi listrik PLN
Naiknya tagihan listrik, kata Teguh, terjadi sejak meteran listrik bengkelnya diganti dari analog ke digital.

Penggantian dilakukan pada Januari 2020. Sejak bulan itu, tagihan mengalami kenaikan.

Kenaikan tagihan masih dirasa wajar hingga bulan Mei 2020.

Berdasarkan faktur tagihan, jumlah tagihan listrik bengkelnya pada Februari sebesar Rp 2.152.494, 00.

Kemudian di bulan berikutnya Rp 921.067,00. Lalu naik di Bulan April menjadi Rp 1.218.912,00.

Baca juga: Tetap Bayar Tagihan Listrik Rp 20 Juta, Pemilik Bengkel di Malang: Saya Sudah Ikhlas

Ilustrasi uang Dok. Kredivo Ilustrasi uang

Tagihan Mei 20 juta, naik 20 kali lipat

Pada bulan Mei, tagihan itu naik 20 kali lipat. Ia harus membayar Rp 20.158.686,00.

"Logikanya tidak mungkin bisa tagihan listrik segitu. Apa yang saya gunakan?" tutur dia.

Setelah diusut, penyebab tagihannya naik adalah kebocoran daya reaktif (kVarh).

Kebocoran ini bersumber dari alat berupa kapasitor yang rusak dan tak berfungsi.

Teguh menyayangkan pihak PLN tak menyosialisasikan alat kapasitor itu ketika mengganti meteran listrik.

"Harusnya disurvei dulu ya. Kalau kapasitor saya rusak dan meteran digital sensitif. Karena namanya orang jualan harus memberikan pelayanan. Mereka asal main ganti,” ujar Teguh.

Baca juga: Fakta Tagihan Listrik Bengkel Warga Rp 20 Juta, Kapasitor Rusak hingga PLN Meminta Dicicil

Penjelasan PLN

Ilustrasi listrik PLNdok PLN Ilustrasi listrik PLN
PLN pun menawarkan skema pembayaran dengan cara dicicil kepada Teguh.

PLN mengatakan, tagihan yang harus dibayar oleh Teguh nilainya tetap sama, yakni sekitar Rp 20 juta.

"Karena secara pemakaian sudah betul, ya solusi yang kami tawarkan sama dengan yang lain, artinya cicilan pembayaran," kata Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan PLN Malang Raya M Eryan Saputra.

Eryan mengemukakan, kerusakan kapasitor itulah yang membuat tagihan membengkak. Kerusakan tersebut adalah tanggung jawab pengguna.

"Pada intinya dari sisi peralatan PLN tidak ada yang bermasalah, tapi dari sisi pelanggan ada perawatan namanya kapasitor sudah tidak berfungsi dengan baik," ujar Eryan.

Baca juga: Tagihan Listrik di Banten Membengkak, Ini Penjelasan PLN

 

Ilustrasi listrik, tagihan listrik, penggunaan listrikShutterstock Ilustrasi listrik, tagihan listrik, penggunaan listrik
Ikhlas dan rela

Meski sempat kecewa, Teguh pun akhirnya rela membayar tagihan listrik Rp 20 juta itu.

Ia diberi kurun waktu enam bulan untuk melunasi cicilannya.

"Saya sudah ikhlas, tidak ada dendam sama sekali di hari saya, ikhlas demi kebaikan bersama," kata Teguh.

Ada dua alasan Teguh rela membayar tagihan.

Pertama, dirinya masih membutuhkan listrik untuk usahanya. Kemudian, pihak PLN juga telah memberikan solusi pembayaran tagihan dengan mencicil.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor : Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com