Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Orang Bawa Senjata Tajam, Ambil Paksa Jenazah PDP, Rumah Sakit: Apa Mau Diperbuat?

Kompas.com - 04/06/2020, 15:20 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Direktur Rumah Sakit Dadi di Makassar Arman Bausat mengaku tak bisa berbuat banyak saat keluarga pasien dalam pengawasan (PDP) mengambil paksa jenazah.

Alasannya, menurut Arman, keluarga pasien datang dengan ratusan orang bawa senjata tajam. 

"Apa mau diperbuat? Karena jumlahnya hampir seratusan orang bawa senjata tajam. Ya dibiarkan saja,” tuturnya saat dikonfirmasi, Kamis (4/6/2020).

Seperti diketahui, dari pantauan rekaman CCTV, 7 orang masuk ke ruang ICU dan langsung membawa pergi jenazah.

Menurut Arman, saat itu petugas medis sedang mempersiapkan pemakaman untuk jenazah sesuai protokol kesehatan pemakaman pasien Covid-19.

Baca juga: Bukan Hitam, Tapi Surabaya Zona Merah Tua, Ini Penjelasan Lengkapnya

Namun, Arman melihat situasi itu tidak kondusif, dirinya langsung memerintahkan tenaga medisnya untuk mengalah.  

 

"Daripada dihalau, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi saya perintahkan langsung, biarkan saja agar tidak terjadi pertumpahan darah,” kata Arman.

Baca juga: Risma Buat Laboratorium Tes Swab karena Tak Bisa Selamanya Gunakan Mobil PCR dari BNPB dan BIN

Seperti diberitakan sebelumnya, jenazah tersebut merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Akademis Makassar.

Saat tiba pada Senin (1/6/2020), pasien menunjukkan gejala batuk, demam tinggi, sesak napas, dan muntah.

Lalu, pada Rabu (3/6/2020), pasien itu meninggal dunia.

"Jadi kami langsung hubungi tim gugus tugas covid dan baru rencana akan dikafani, dishalatkan dan dimakamkan protap Covid-19 di Pemakaman Maccanda, Kabupaten Gowa. Eh, datang pihak keluarganya langsung ambil paksa dan bawa pergi,” jelasnya.

(Penulis: Kontributor Makassar, Hendra Cipto | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com