KOMPAS.com- Wali Kota Madiun, Maidi mengaku tidak mempersoalkan jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk rapid test bagi guru dan kepala sekolah (kepsek) yang membutuhkan biaya tidak sedikit.
"Ini penting sekali. Tidak apa-apa anggarannya besar, yang penting guru dan kepsek sudah dipastikan steril dan bebas Covid-19," ujar Maidi, seperti dalam keterangan tertulisnya Kamis (28/05/2020).
Ia mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun pun telah menyiapkan sejumlah anggaran untuk melakukan rapid test ini.
Menurut dia, kebijakan khusus rapid tes ini dilakukan sebagai bentuk persiapan sebelum diterapkannya new normal atau tatanan baru di bidang pendidikan terkait penanganan Covid-19.
Baca juga: Satu Pegawai Pabrik Rokok di Madiun Positif Corona, Diduga Tertular Klaster Sampoerna
"Semua kepsek dan guru akan di rapid test sebelum masuk dan mengajar kembali di sekolah. Apalagi guru dan kepsek menghadapi anak-anak didik yang banyak," katanya.
Selanjutnya, ia mengatakan, dari hasil test tersebut, bila ditemukan guru dan kepsek reaktif maka yang bersangkutan akan diisolasi hingga dinyatakan negatif Covid-19.
"Dengan demikian saat sudah sembuh, para guru dan kepsek dapat mendidik anak-anak untuk kembali bersekolah," ujar Maidi.
Tak hanya itu, ia mengatakan, Pemkot Madiun juga telah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah sebelum diberlakukan new normal.
Baca juga: Update Covid-19 Madiun: Tambah 3 Kasus Positif, Seluruhnya Tenaga Medis
Ia mengatakan, sarana yang telah disiapkan berupa penyediaan tempat cuci tangan, masker hingga penyemprotan disinfektan pada gedung sekolah di Kota Madiun.
Dengan tersedianya sarana tersebut, Maidi menegaskan, siswa wajib mengenakan masker saat di sekolah, mencuci tangan sebelum masuk sekolah, penutupan kantin, serta pembatasan jarak bangku.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.